PATI – Mondes.co.id | Sektor pertanian yang berada di wilayah Pati Selatan mendapat sorotan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Maesaroh. Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV yang meliputi Kecamatan Winong,
Pucakwangi, Jakenan, dan Jaken. Maesaroh mengaku sering mendapati laporan dari warga soal ketiadaan saluran irigasi.
Menaggapi hal ini, Maesaroh pun tak bisa berbuat banyak lantaran merupakan faktor alam. Dirinya juga merasa prihatin, musim tanam padi di Pati Selatan hanya bisa dilakukan dua kali dalam setahun, dengan memanfaatkan air hujan atau sawah tadah hujan.
Hal ini menurutnya sangat jauh berbeda dengan kondisi pertanian yang ada di Pati Utara. Dikatakan, kondisi tanah di Pati Utara yang cukup subur dengan ketersediaan air yang cukup, membuat petani bisa panenan 3-4 kali dalam setahun.
“Wilayah Pati Selatan sawahnya tadah hujan, berbeda dengan wilayah utara, bisa mengandalkan air sungai. Akhirnya ketika ada pengairan tidak ada pupuknya, ketika ada pupuk justru tidak ada pengairan,” ungkapnya.
Selain berdampak pada kondisi sawah yang gersang ketika musim kemarau. Langkanya air bersih di Pati Selatan juga berdampak pada kekeringan atau krisis air bersih.
Anggota DPRD Pati yang duduk di Komisi D ini juga membenarkan, memasuki kemarau seperti saat ini banyak dari masyarakat di Pati Selatan yang membutuhkan air bersih.
“Kalau musim kemarau seperti ini memang ketersediaan air bersih sangat kurang. Bahkan di beberapa desa di Winong dan Pucakwangi mendapat bantuan air bersih. Padahal ketika musim hujan disana justru banjir,” tutup Maesaroh. (ADV/Str)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar