PATI – Mondes.co.id | Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan, Persampahan, dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati, Henri Setiawan mengatakan, pertumbuhan populasi di Kabupaten Pati berdampak pada peningkatan volume sampah, terutama karena semakin banyaknya penduduk.
Kepadatan penduduk inilah yang menyebabkan penumpukan sampah yang diakibatkan oleh keterbatasan tempat penampungan.
Lebih lanjut, aktivitas masyarakat yang semakin meningkat juga menjadi penyebab bertambahnya jumlah sampah yang dihasilkan.
Ia memprediksi, populasi di Kabupaten Pati akan terus meningkat di masa mendatang. Jika tidak ada upaya pengurangan sampah oleh masyarakat saat ini, maka kemungkinan sampah terus bertambah, terutama di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
“Sesuatu yang disebut sebagai sampah tidak dapat tumbuh secara instan. Oleh karena itu, dalam kurun waktu sekitar 10 hingga 20 tahun, beberapa wilayah seperti Pucakwangi yang berdekatan dengan TPA, kemungkinan akan menyaksikan pertumbuhan masyarakat baru. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang secara otomatis mengakibatkan peningkatan volume sampah,” paparnya saat dihubungi Mondes.co.id, Senin, 26 Februari 2024.
Oleh karena itu, peningkatan kesadaran masyarakat di Bumi Mina Tan menjadi hal yang sangat penting. Menurut Henri, perlu pemberdayaan limbah untuk menciptakan nilai tambah, serta mengolah sampah menjadi bahan alternatif yang baru.
Dia menyatakan bahwa hingga saat ini telah dilakukan upaya pembinaan, sosialisasi, serta melibatkan kader lingkungan dan masyarakat dalam kunjungan studi ke kota-kota lain, dengan tujuan agar dapat menjadi contoh bagi masyarakat Bumi Pesantenan.
“Kalau untuk upaya kepada masyarakat, terkait dengan pemberdayaan sampah. Kami di tahun ini ada sekitar tiga kali. Baik ke Surabaya, ke Solo, terus ke Sleman juga untuk memberikan motivasi kepada masyarakat bagaimana caranya untuk mengurai sampah dengan cara memanfaatkan daur ulang sampah,” kata Henri.
Henri menyatakan bahwa meskipun pemberdayaan dapat meningkatkan penguraian sampah, keberhasilannya tetap terbatas hingga 30 persen. Meski begitu, ia menekankan bahwa setidaknya dapat terjadi pengurangan sampah di TPA.
“Namun, produksi sampah lebih banyak lho ternyata dibanding upaya menguraikannya. Apalagi meningkatnya sampah di Pati di angka 5 sampai 10 persen. Ketika penguraian sampah sukses maka keberhasilanya tak lebih dari 30 persen,” tutup Henri.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar