Diterjang Banjir Bandang Tiap Tahun, Warga Tambakromo Inginkan Keberadaan Bendungan

waktu baca 3 menit
Selasa, 2 Apr 2024 14:57 0 677 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Tambakromo merupakan sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Pati bagian selatan. Kondisi geografis yang tersusun oleh deretan dataran rendah, lahan persawahan, maupun pegunungan membuat wilayah tersebut menjadi wilayah yang asri dan rekomended untuk memanjakan diri dengan pesona alamnya.

Namun, dewasa ini kondisi itu sudah sirna lantaran terjadi banyak deforestasi alias penebangan hutan secara besar-besaran, terutama di kawasan hutan yang berjejer di lereng Pegunungan Kendeng.

Hal ini dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab, sehingga menyebabkan wilayah Kecamatan Tambakromo kekeringan air di kala musim kemarau, terlebih tanaman keras tersebut menjadi penyimpan cadangan air dari sumber.

Di samping itu, gundulnya hutan mengakibatkan datangnya bencana banjir bandang, karena ketika hujan mengguyur di kawasan Pegunungan Kendeng, maka tak ada material yang mampu menahan laju terjangan air dari hulu.

Alhasil wilayah hilir kebanjiran. Material yang dimaksud ialah tanaman keras atau pepohonan berakar kuat yang mampu menahan laju air.

Dampak yang terjadi, wilayah Kecamatan Tambakromo bagian hilir sering dilanda banjir setiap musim penghujan. Hal ini diyakini sebagai dampak dari penggundulan hutan.

“Banjir yang melanda Tambakromo hampir setiap tahun ada. Hal ini disebabkan alih fungsi lahan yang awalnya tanaman berakar kuat berganti tanaman semusim, seperti jagung dan lain sebagainya,” ujar Mirza Nur Hidayat selaku Camat Tambakromo ketika dikonfirmasi Mondes.co.id, Selasa (2/4/2024).

Ia mengatakan bahwa bencana banjir yang datang dari pegunungan membanjiri wilayah Desa Sinomwidodo, Angkatan Kidul, dan Angkatan Lor yang berada di tepi Sungai Godo.

BACA JUGA :  Peringati May Day, Buruh Jepara Riang Gembira

“Salah satunya Desa Larangan yang menjadi catchment area Kali Godo yang mengaliri Gunungpanti, Sinomwidodo, Angkatan Kidul, Angkatan Lor, dan sebagian Gabus,” sebutnya.

Penanaman pohon berakar kuat sudah dilakukan, akan tetapi langkah ini, menurutnya perlu diiringi tindakan serius dari pemerintah daerah (Pemda).

Resahnya masyarakat Tambakromo dinilai sudah memuncak, hingga mereka mendesak adanya pembuatan bendungan guna menampung air di kawasan Pegunungan Kendeng.

“Cita-cita kami masyarakat Tambakromo yang ke-landa banjir harapannya daerah atas ada waduk penahan air hujan di kawasan Perhutani. Cita-cita yang sangat besar mungkin perlu kami sampaikan semoga pengambil kebijakan di atas saya mempunyai kemauan untuk mendengarkan aspirasi yg ada di tempat kami,” harapnya menyampaikan aspirasi dari masyarakat Kecamatan Tambakromo.

Dirinya mendorong supaya kajian strategis dapat dilakukan oleh pemerintah atas usulan pembuatan bendungan tersebut. Apalagi, masyarakat tak ingin dirugikan karena harta, benda, dan nyawa terancam bencana banjir yang mengerikan.

“Para pihak semoga segera mewujudkan dengan kajian tertentu, ada bendungan di Tambakromo. Bukan hal yang mudah namun harus kita mulai. Kita tidak pengen setahun kena lebih dari 10 kali banjir, apalagi kerugian material dan non material besar sekali,” tandasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini