PATI – Mondes.co.id | Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Kabupaten Pati, Wahyu Setyawati, mengakui hingga saat masih melakukan rekap data terkait jumlah perajin tahu dan tempe di wilayah Bumi Mina Tani.
Dirinya berjanji, pada bulan Januari tahun 2026 mendatang, pihaknya harus sudah memiliki data detail terkait jumlah perajin tahu dan tempe untuk menstabilkan harga kedelai.
“Maksimal nanti Januari, saya harus tahu data perajin tahu tempe. Memang ketika kami tidak dilandasi dengan data, kemungkinan untuk tidak sasaran itu memang besar. Jadi nanti akan kita data dulu,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Dijelaskannya, jika kondisi petani kedelai dalam memasarkan hasil panennya mengalami kesulitan, karena belum adanya jalur distribusi yang jelas menuju konsumen akhir seperti perajin tahu dan tempe.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, meminta Distapang Pati segera melakukan pendataan.
Menurutnya, data perajin tahu dan tempe sangat penting untuk mempermudah distribusi hasil panen dari petani ke konsumen.
“Kami harus punya data konsumen akhir, dinas kabupaten harus efektif menyiapkan data. Sehingga kemudian apa yang diinginkan Pak Gub ini bisa terealisasi,” jelasnya.
Dyah menambahkan, keluhan utama petani selama ini adalah kesulitan dalam pemasaran hasil panen.
Dengan adanya data konsumen akhir, seperti perajin, maka program Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dapat lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat langsung bagi petani.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar