PATI – Mondes.co.id | Petani tembakau di Kabupaten Pati menghadapi kesulitan pada masa budi daya di tahun 2025 ini.
Pasalnya, cuaca yang sulit diprediksi, membuat petani bimbang. Bahkan, masa tanam tembakau dilakukan beberapa kali percobaan menyesuaikan kondisi cuaca.
Petani tembakau asal Desa Kebonturi, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Sudarto mengatakan jika tembakau sulit berkembang ketika musim penghujan mulai melanda dan menyebabkan lahan tergenang air.
Pasalnya, musim tanam kali ini sudah menjadi momen yang tepat untuk menanam komoditas tembakau.
“Tanam tembakau pada MT 3 (Musim Tanam 3) setelah padi pertama, padi kedua, baru tembakau. Kita seharusnya tanam tembakau waktu kemarau, cuma kemarau kemarin kering sekali karena kurang air, sehingga tanaman banyak yang mati lantaran butuh air. Namun, ternyata pada tanggal 27 Mei dan kemarin malah turun hujan, sehingga banjir,” ucap Darto ketika diwawancarai Mondes.co.id, Selasa, 10 Juni 2025.
Ia memulai tanam tembakau pada 10 April 2025 lalu, sayangnya akhir Mei dan awal Juni turun hujan dan sempat banjir.
Jika diperkirakan, ia akan memanen tembakau pada Juli mendatang di 2 hektar lahan miliknya.
“Lahan milik saya total 2 hektar, yang sudah saya tanami tembakau 1 hektar itu pun sampai 3 kali percobaan. Panen ketika sudah 3 bulan,” urai Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pati itu.
Masa paling ideal menanam tembakau dikatakannya ketika musim kemarau, sehingga petani bisa mengatur pengairan untuk olah lahan secara cukup. Namun, jika air kebanyakan, maka tak baik untuk perkembangan tanaman ini.
“Seharusnya tanaman tembakau saya sudah punggel, tetapi karena kebanjiran, perkembangannya terhambat ini tidak terprediksi. Pertumbuhan tembakau tidak normal karena kebanyakan air,” ujar Darto.
Ia berharap ke depan tidak terjadi banjir lagi di lahan pertanian tembakau. Serta, cuaca bisa kembali cerah.
“Air dari hujan dibanding air siraman berbeda karena kalau cuaca cerah, maka kita sirami pakai air secukupnya. Berharap nanti nanti gak banjir, dan berharap cuaca cerah,” ucapnya.
Diketahui, banjir beberapa waktu lalu melanda sejumlah lahan tembakau di Kecamatan Jaken. Beberapa lahan itu berada di Desa Mantingan, Sumberejo, dan Kebonturi.
“Tidak semua lahan tembakau di Jaken banjir, kalau di Kebonturi memang rendah dekat Jakenan. Tapi kalau di Sumberagung, wilayahnya tinggi sehingga tidak kebanjiran,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar