Cerita Unik Pedagang Pinggiran Waduk Seloromo, Antara Ada dan Tiada

waktu baca 2 menit
Rabu, 29 Mei 2024 12:15 0 616 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Keunikan waduk yang paling populer di Kabupaten Pati, yakni Waduk Seloromo selalu tampak ketika peralihan musim penghujan ke musim kemarau. Pasalnya, surutnya air di musim kemarau, mempengaruhi nilai estetik pinggiran waduk.

Menurut warga setempat, bila musim kemarau tiba, maka air waduk berangsur surut, sehingga membuat tepi waduk menjadi savana yang indah dengan rerumputannya yang hijau. Terkadang hewan ternak warga pun terlihat berdatangan sembari mencari pangan selayaknya pemandangan di New Zealand.

“Kalau musim kemarau datang, kurang lebih Mei sampai Desember rumputnya kelihatan hijau sehingga terlihat bagus. Biasanya pengunjung menggelar tikar untuk duduk bersantai di pinggiran waduk,” ujar Kusnan kepada Mondes.co.id, Rabu (29/5/2024).

Ia yang juga merupakan seorang pedagang makanan dan minuman, acap kali membuka lapak di tepi danau untuk melayani pengunjung dengan mudah. Dengan food truck yang dikendarai, dirinya menjajakan aneka makanan dan minuman ke wisatawan yang bersantai di savana.

“Biasanya saya berjualannya di pinggir waduk, tepat ketika rerumputannya mulai tumbuh hijau dan airnya surut. Wisata seperti ini bagi pedagang, musuh utamanya ketika hujan,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa rumput akan terlihat rimbun ketika memasuki Agustus. Namun, ketika hujan kembali datang, maka ia terpaksa pindah ke tempat yang teduh.

“Kalau jualan di sana paling ketika tanahnya penuh rumput di bulan Agustus. Tapi pas airnya pasang ndak bisa jualan di sana, terpaksa pindah,” terangnya sembari melayani pembeli.

Ia menerangkan bahwa banyak pedagang yang berjualan di pinggiran waduk. Pedagang tersebut merupakan warga Desa Gembong sendiri. Biasanya jualan dari pagi hingga pukul 20.00 WIB.

BACA JUGA :  Ganjar Ketusi Wartawan, Sukarno: Mbok Jangan Gitu

“Yang jualan silahkan jualan, lha wong penjualnya hanya warga sekitar. Kalau jualan di pinggiran waduk mentok pukul 8 malam karena anginnya kalau malam kencang. Sehingga pedagang ada yang memilih langsung pulang atau menyesuaikan kondisi pengunjung,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini