Cerita dari Kakek Korban Pembacokan di Semarang

waktu baca 3 menit
Selasa, 17 Sep 2024 16:26 0 817 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Suasana pilu tergambar di rumah duka Muhammad Tirza Nugroho Hermawan (21), warga Dukuh Bakalan, RT 2 RW 5 Desa Bandungharjo, Kecamatan Donorojo.

Bendera kuning terpasang di depan rumah. Sejumlah karangan bunga berjejer sebagai ungkapan doa dan belasungkawa. Sejumlah kerabat dan tetangga berdatangan untuk menguatkan keluarga yang ditinggalkan.

Jenazah sampai ke rumah duka, Selasa (17/9/2024) pukul 13.20 WIB. Diantar dengan menggunakan mobil ambulans. Tiba di rumah duka disambut tangis keluarga, kerabat, tetangga, dan teman-temannya.

Almarhum Tirza dimakamkan di dekat kediamannya di TPU Bakalan, Kelurahan Donorojo, Kabupaten Jepara pada pukul 14.00 WIB.

Bagi keluarganya, Muhammad Tirza Nugroho Hermawan dikenal sebagai sosok pendiam dan jadi cucu kesayangan sang kakek.

Kakek almarhum, Sukamta (73) menyampaikan bahwa saat ini cucu kesangannya tersebut masih menempuh pendidikan di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Kota Semarang, semester tujuh dengan jurusan Teknik Informatika.

Menurutnya, sosok almarhum dikenal sebagai pendiam dan penurut kepada orang tua maupun keluarganya.

“Memang pendiam, kalau ditanya dijawab seadanya saja,” katanya.

Almarhum adalah anak pertama dari pasangan Dwi Candra Yuli Hermawan dan Etik dan menjadi cucu keempat bagi Sukamta.

“Anak itu adalah anak pertama dari Istri pertama anak saya yang nomor dua, ibu kandungnya orang Rembang, saat ini sudah nikah lagi, papahnya juga sudah nikah lagi. Saat ini ibu sambungnya Sri Setyo Wati,” ucapnya.

Ketika kecil kata dia, almarhum sering sekali diasuh dan dekat dengan istri Sukamta, lebih tepatnya mbah putri.

BACA JUGA :  Cuaca Hari Ini di Tengah Kepungan Banjir Demak

Tidak ada firasat atas kepergian cucunya tersebut. Sebelum mendapatkan kabar meninggalnya Tirza, almarhum sempat pulang ke rumah terlebih dahulu untuk menghabiskan waktu berkumpul sanak keluarga besarnya ketika hari libur Maulud Nabi.

Dia tidak menyangka bahwa pertemuan itu menjadi hari terakhir bertemu dengan cucu kesayangannya.

“Kemarin (Senin) baru pulang dari sini, jam 16.30 WIB, sampai Semarang Pukul 19.00 WIB. Saya ditelpon kalau sudah sampai Semarang. Setelah itu tidak ada kabar,” ujarnya.

Awalnya, keluarga hanya mendapatkan kabar dari teman Tirza tengah mengalami kecelakaan. Mendapatkan informasi tersebut, sontak keluarga ingin langsung menjenguk keadaan Tirza di kota Semarang.

“Saya tahu itu saja tadi pagi habis subuh. Pukul 03.30 WIB dapat telpon dari temannya Tirza, bahwa almarhum kecelakaan,” ucapnya.

Namun, tidak selang lama, saat keluarga dalam perjalanan menuju ke Semarang, temannya kembali menginformasikan bahwa Tirza sudah meninggal dunia.

Sontak mendengar informasi tersebut, keluarga langsung tumpah air mata. Akhirnya, keluarga memutuskan kembali ke rumah untuk mempersiapkan kedatangan jenazah almarhum.

Salah satu kenangan yang tidak dapat dilakukannya yaitu ketika cucunya mengendarai mobil dari rumahnya menuju Bekasi hingga Rembang untuk pergi ke nikahan saudaranya. Ternyata, kenanganan tersebut merupakan kenangan terakhir bersama cucunya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini