Brigade Pangan Pati Dibentuk, Tingkatkan Produktivitas Modernisasi Pertanian

waktu baca 3 menit
Kamis, 20 Nov 2025 15:07 0 213 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Optimalisasi Lahan (Oplah) di Kabupaten Pati sudah berlangsung di lahan seluas 200 hektare.

DBHCHT TRENGGALEK

Menindaklanjuti upaya itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pembentukan Brigade Pangan pasca Oplah.

Perlu diketahui, Brigade Pangan merupakan kelompok petani milenial yang dikelola Kementan untuk menggarap lahan-lahan tidur pasca program Oplah di luar lahan sawah (non rawa).

Sebagaimana disampaikan Diana Kusumawati selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati.

“Brigade Pangan yang di Pati terbentuk dari pasca Oplah, pasca Oplah kita 200 hektare. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern, sehingga mampu menjadi unit bisnis pertanian yang modern, dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” terangnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Kamis, 20 November 2025.

Brigade Pangan Kabupaten Pati ini beranggotakan 15 petani milenial dari enam desa.

Keenam desa yaitu Desa Sidomulyo dan Desa Sembaturagung yang berada di Kecamatan Jakenan.

Serta Desa Blingijati, Desa Serutsadang, Desa Pekalongan, dan Desa Karangsumber yang berada di Kecamatan Winong.

“Brigade Pangan di Pati baru terbentuk kemarin tanggal 17 November 2025 di BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Kecamatan Winong, ini semua masih persiapan untuk programnya. Brigade Pangan di Pati anggotanya 16 petani milenial usia 18 hingga 39 tahun dari enam desa tersebut,” sebut Diana.

Saat ini, Dispertan Kabupaten Pati melakukan pendampingan kepada Brigade Pangan dalam hal persiapan.

Bimbingan teknis (Bimtek) akan berlangsung pada 24-26 November 2025 mendatang.

BACA JUGA :  Tren Stunting di Pati Mengalami Penurunan Signifikan Year on Year

“Tanggal 24, 25, 26 kami baru mendapat bimtek langsung dari Polbangtan, baru ada bimteknya minggu depan. Kami ini mendampingi dulu,” ujarnya.

Disampaikannya bahwa setelah ada Oplah, maka petani yang biasa tanam padi dua kali setahun, bisa menanam padi tiga kali setahun.

Terobosan tersebut mampu menghadirkan modernisasi pertanian, supaya generasi muda bisa terlibat dalam olah lahan secara terstruktur.

“Harapannya untuk meningkatkan swasembada, ketahanan pangan nasional melalui modernisasi pertanian biar generasi muda pada terlibat dan pengelolaan lahan yang lebih terstruktur, pengelolaan lahan ke pertanian berkelanjutan,” ucapnya.

Menurut Ketua Brigade Pangan Kabupaten Pati, Nur Fuad, program tersebut membantu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di Bumi Mina Tani.

Hal itu dituju untuk mewujudkan ketahanan pangan.

“Brigade Pangan dalam rangka membantu pertanian yang semula IP hanya 1 (1 kali dalam setahun) menjadi 2, atau IP hanya 2 (2 kali dalam setahun) menjadi 3. Melalui ini dapat memaksimalkan IP,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Ia menjabarkan, Brigade Pangan ini ada dengan ketentuan lahan tersebut merupakan lahan pasca Oplah.

Lahan tersebut areal tadah hujan yang tidak ada jalur irigasi.

“Di Pati, BP harus ada lahan pasca Oplah. Lahan tersebut real tadah hujan, tidak ada irigasi, dibantu pemerintah dibuatkan sumur, kemarin baru dua, kita kerja dengan kelompok tani (Poktan) yang dapat,” ucapnya.

Ia menjabarkan, 200 lahan pasca Oplah itu terdiri dari lahan seluas 35 hektare Desa Sidomulyo dan lahan seluas 50 hektare Desa Sembaturagung di Kecamatan Jakenan.

Lalu, lahan seluas 25 hektare di Desa Serutsadang, lahan seluas 25 hektare di Desa Pekalongan, lahan seluas 35 hektare di Desa Blingijati, dan lahan seluas 35 hektare di Desa Karangsumber di Kecamatan Winong.

BACA JUGA :  Program Makan Bergizi Gratis Turut Melatih Kemandirian Siswa

Selain itu, Brigade Pangan memotivasi petani muda untuk bertani.

Pasalnya, pemuda memiliki potensi yang mumpuni dalam membawa modernisasi pertanian, khususnya di Kabupaten Pati.

“Brigade Pangan dalam rangka di samping bantu pemerintah dalam ketahanan pangan, secara tidak langsung mendorong petani milenial kelola pertanian. Seharusnya ini sangat potensial bagi pemuda,” tutupnya.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini