JEPARA – Mondes.co.id | Pesta lomban akan dilaksanakan di Kabupaten Jepara, besok Rabu (17/4/2024). Diawali dengan tradisi larungan kepala kerbau di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Batu.
Kegiatan ini diperkirakan dihadiri ribuan pengunjung, termasuk para nelayan sekitar Jepara.
Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, sebelum dilaksanakan larungan, pada malam hari digelar wayang kulit di TPI Ujung Batu. Kemudian esok paginya digelar kegiatan puncak yaitu larungan.
“Nanti malam wayang kulit di TPI, kemudian esok paginya kita larungan kepala kerbau,” ujar Edy Supriyanta, Selasa (16/4).
Dikatakan, peringatan Hari Raya Idulfitri ini bersamaan dengan Hari jadi ke-475 Kabupaten Jepara. Sehingga warga Jepara mempuyai gawe besar sekaligus.
Tradisi larungan sesaji di Jepara telah berlangsung selama 169 tahun. Konon bermula dari kisah dua pejabat Kadipaten Jepara yang akan ke Karimunjawa pada tahun 1855.
Mereka naik perahu dari Teluk Jepara. Namun setelah berlayar beberapa waktu, datang badai yang sangat besar yang membuat perahu mereka terombang-ambing.
Beruntung Ki Ronggo Mulyo dan Cik Lanang mengetahui peristiwa tersebut. Keduanya segera memberikan pertolongan hingga kedua pejabat tersebut berhasil diselamatkan dari amukan badai.
Mereka kemudian menyelenggarakan syukuran dengan melarung sesaji ke laut. Tentu atas izin Adipati Citrosomo VII yang berkuasa di Jepara sejak tahun 1837 hingga 1857.
Larungan sesaji itu kemudian menjadi sebuah acara tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat dengan nama Lomban. Waktunya 7 hari setelah Idulfitri.
Bahkan, 13 tahun kemudian yaitu tahun 1868, acara tersebut telah ramai dan dikunjungi bukan saja masyarakat Jepara tetapi juga dari Rembang, Juana, dan Demak.
Peristiwa tersebut ditulis dalam Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (TNI) atau Jurnal Hindia Belanda yang terbit pada tahun 1868.
Judul artikel dalam TNI ini adalah Het Loemban Feest Te Japara atau Kegiatan pada Lomban di Jepara. Jurnal ini juga menyebutkan, pesta lomban yang berasal dari Jepara tidak pernah terdengar di tempat lain.
Artinya bahwa pada tahun 1868, Pesta Lomban di Jepara adalah satu-satunya pesta lomban di pesisir pantai Jawa.
Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dalam penelitiannya berjudul Budaya Syawalan atau Lomban di Jepara Studi Komparasi Akhir Abad Ke–19 dan Tahun 2013 menguraikan catatan tentang lomban yang ada Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (TNI) atau Jurnal Hindia Belanda.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar