JEPARA – Mondes.co.id l Belum banyak masyarakat yang tahu, ternyata di Desa Sukosono, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, menyimpan cerita peninggalan Sunan Kalijaga, yang masih dirawat hingga sekarang.
Belik Winong, begitu masyarakat menyebutnya, sebuah mata air bersih yang berada di tengah dua tebing tinggi dipercaya masyarakat masih bertuah. Bagimana ceritanya?
Belik Winong, berada di wilayah RT 12 RW 3 Desa Sokosono, Kecamatan Kedung. Saat ini, belik tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah desa untuk lokasi wisata.
Rerimbunan tanaman bambu di sekitar belik, menjadikan tempat ini semakin nyaman hanya untuk sekedar bersantai.
Setiap desa menggelar sedekah bumi, tidak lepas dari keberadaan Belik Winong. Ada tradisi unik masyarakat Desa Sukosono, yang dilakukan setiap setahun sekali yaitu Air Panguripan. Di mana air tersebut, juga diambilkan dari Belik Winong.
Berdasarkan keterangan Moden Desa Sukosono, Mohammad Sholeh, Belik Winong ini merupakan petilasan atau tempat wudhu Sunan Kalijga.
Saat itu dirawat oleh Eyang sarjo menantu Mbah Basyi (Basyiman), sahabat Mbah Datuk Singaraja Gunandhi.
Bilik Winong secara turun temurun dirawat oleh kerabat Eyang Sarjo.
Di sebelah barat gerojogan Belik Winong, juga ada sumber mata air kecil Tirta Panguripan yang diyakini masyarakat untuk ngalap berkah.
Air ini digunakan sebagai wasilah lantaran sumber air tetamban (pengobatan), kewibawaan.
“Calon bupati, DPRD, dan pejabat lainnya, banyak yang mengambil air ini untuk kewibawaan, dan kesuksesan pencalonan,” kata Mohammad Sholeh, Kamis 15 Juni 2023.
Muhammad Sholeh menceriatakan, sebagaimana Bupati Jepara periode 2002 – 2012, Hendro Martojo.
Dikabarkan, sempat mendatangai sumber mata air Belik Winong di Desa Sukosono, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Sebelum singgah di Kantor Bupati, Hendro Martojo meminta untuk peroleh kewibawaan dan berharap menang.
“Memasuki tahun politik, Hendro Martojo menggunakan air Belik Winong. Siapa sangka, menang,” papar Sholeh.
Menurutnya, cerita tadi merupakan rahasia umum di kalangan masyarakat Desa Sukosono.
Meski begitu, Bupati Jepara setelah Hendro Martojo, bukan mencari kemenangan, justru pengobatan.
Kesaktian air Belik Winong ini, menurut cerita tutur yang berkembang di masyarakat, sebagai petilasan tempat wudhu Sunan Kalijaga Demak.
Kemudian, dirawat Eyang Sarjo, menantu mbah Basyi (Basyiman) Sahabat Mbah Datuk Singaraja Gurunadhi.
Belik Winong secara turun temurun dirawat oleh kerabat Eyang Sarjo.
Di sebelah barat grojogan Belik Winong ada sumber mata air kecil ‘Tirta Panguripan’ yang diyakini masyarakat untuk ngalap berkah.
Sementara itu, ketika memasuki bulan Apit (Dzulqaidah), masyarakat Desa Sukosono melaksanakan ritual sedekah bumi.
Langkahnya, dengan mencampur air dari delapan penjuru dalam satu wadah berisi Tirta Panguripan.
“Air tersebut sangat dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Secara adat turun temurun, Belik Winong inilah lokasi percampuran air delapan penjuru sebelum pelaksanaan sedekah bumi,” terang Petinggi Desa Sukosono, Zaenal Arifin.
“Setelah itu, air diarak bersama hasil bumi. Mengelilingi Desa Sukosono. Ini merupakan lelakon (rutinan) masyarakat setiap Sedekah Bumi,” katanya.
Sejak dulu, Belik Winong ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.
Sampai sekarang, air sumber Belik Winong, menjadi sumber pengairan persawahan Desa Sukosono. (Ar/Dr)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar