Begini Wacana Pemkab Pati Kontrol Harga Bawang Merah

waktu baca 3 menit
Jumat, 2 Agu 2024 15:12 0 460 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Kerap kali harga bawang merah menjadi problem tersendiri di suatu wilayah karena harganya yang sulit dikontrol, salah satunya di Kabupaten Pati.

Menurut Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, harga bawang merah kadang menjadi kegelisahan masyarakat.

Adapun penyebab harga bawang merah yang mahal lantaran rantai distribusi yang panjang. Diketahui, proses penyaluran bawang merah dari petani ke konsumen harus melalui pedagang besar dahulu, untuk kemudian menuju ke pedagang di pasaran.

“Seringkali antara harga pasar dengan harga di petani jauh karena rantai distribusinya terlalu banyak atau panjang. Yang ada sekarang (bawang merah) di petani tidak langsung ke pasar, sebab harus melalui tengkulak, dibawa ke rumah untuk dibersihkan, baru kemudian ada pedagang, setelah itu dibawa pasar,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disdagperin Kabupaten Pati, Kuswantoro kepada awak media, Jumat (2/8/2024).

“Itu yang membuat harga bawang merah mahal. Namun harga tinggi belum tentu merugikan dan belum tentu menguntungkan, karena keduanya (petani dan pedagang) harus seimbang. Harga tinggi bisa menguntungkan petani tapi berat di konsumen. Sebaliknya, harga rendah, petaninya yang keberatan konsumennya senang,” ujarnya.

Menurut Kuswantoro, seandainya petani bisa menangani sendiri bawang merah sebelum dijual ke pasar, maka rantai distribusi tidak panjang, sehingga biaya operasionalnya tidak banyak yang dikeluarkan. Pasalnya, tingginya biaya operasional memengaruhi harga jual bawang merah kepada konsumen.

“Sehingga kalau petani bisa menangani sendiri, dalam arti bawang merah dari sawah dijual di pasar sendiri, maka rantai tidak panjang, biayanya tidak banyak, alhasil harga tidak tinggi. Karena gini, harga tinggi belum tentu merugikan dan belum tentu menguntungkan karena keduanya (petani dan pedagang) harus seimbang,” tegasnya.

BACA JUGA :  Sukses Bertahan di Liga 2, Akankah Semua Pemain Dipertahankan Persipa?

Kondisi keuntungan yang diperoleh beberapa pihak harus seimbang. Serta harga bawang merah dari level petani harus menutup biaya modal budidaya hingga panen.

“Antara harga dan biaya bertani harus seimbang, misal HPP (Harga Pokok Penjualan) berapa, biaya tanam berapa, bibit betapa, biaya panen berapa,” urainya.

Menurut rencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati akan membangun gudang untuk pasokan bawang. Gudang pemerintah itu bakal memberi fasilitas tunda jual dan purna jual komoditas bawang merah di Bumi Mina Tani.

“Gudang akan memfasilitasi tunda jual dan purna jual. Tunda jual sangat penting, karena kalau panen melimpah harga jatuh, di saat yang sama, petani dan pedagang pengen cepat dapat uang. Sementara harga murah nanti jualnya petani ke tengkulak,” ucapnya.

Gudang ini menjadi kewenangan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pati. Nantinya, penyimpanan bawang merah bertujuan untuk menjadi cadangan bagi masyarakat Bumi Pesantenan.

“Diharapkan, kalau emang program Bappeda ini berhasil terealisasi, maka harga bisa stabil. Itu kan mau dibuatkan gudang, akan dibuatkan yang berhubungan dengan bawang merah,” tandasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini