Banjir Batangan Rendam Gudang Garam, Kerugian Ditaksir Miliaran Rupiah

waktu baca 2 menit
Kamis, 11 Des 2025 13:08 0 25 Vindi Agil

PATI – Mondes.co.id | Banjir yang menerjang Desa Ketitangwetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, tak hanya merendam pemukiman warga dan jalur Pantura.

DBHCHT TRENGGALEK

Namun juga menghantam sektor produksi garam.

Belasan pabrik serta gudang garam yang berada di wilayah tersebut terendam banjir sejak Rabu (10/12/2025) malam, mengakibatkan para petani merugi hingga miliaran rupiah.

Gudang-gudang garam yang berlokasi di tepi Jalur Pantura Pati–Rembang terendam air setinggi sekitar 1 meter.

Akibatnya, hampir seluruh stok garam hanyut terbawa derasnya banjir.

Kini saat air telah surut, gudang-gudang tersebut dipenuhi lumpur tebal, memaksa para petani bekerja keras membersihkan sisa-sisa banjir.

Sekretaris Desa Ketitangwetan, Ismail, membenarkan bahwa banjir tersebut dipicu oleh jebolnya tanggul Sungai Widodaren.

Dampaknya, belasan gudang garam, termasuk miliknya tidak luput dari rendaman air.

Sebagian besar garam yang tersimpan pun hilang tersapu banjir.

“Untuk kondisi terkini banyak garam yang hanyut terbawa banjir sejak tadi malam. Kondisi banjirnya cukup parah. Tadi malam sampai seperut orang dewasa dan di belakang sampai pundak,” ujar Ismail, Kamis (11/12/2025).

Meski belum menghitung secara detail, Ismail memperkirakan total kerugian para petani garam mencapai miliaran rupiah.

Dari gudang miliknya saja, ia menaksir kerugian mencapai Rp400 juta.

“Kerugian dihitung dari harga garam sekarang, mungkin miliaran rupiah lah. Kita belum bisa menghitung secara pasti. Satu gudang sendiri kerugiannya Rp300 sampai Rp400 juta,” ungkapnya.

Dengan kondisi tersebut, Ismail berharap pemerintah segera melakukan perbaikan tanggul yang jebol agar banjir serupa tidak kembali terjadi.

BACA JUGA :  Festival Literasi PAUD Rembang Dorong Minat Baca Sejak Dini

Terlebih, saat ini telah memasuki musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi.

“Harapan kami penanganan segera dilakukan terutama untuk mengantisipasi karena curah hujan tinggi. Apalagi kita ada di posisi hilir sungai, air dari atas mengalir ke sini semua,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini