PATI – Mondes.co.id | Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa terdapat ribuan anak di Kabupaten Pati yang tidak bersekolah.
Terdapat 7.408 anak di Bumi Mina Tani yang seharusnya mengenyam pendidikan, namun putus sekolah. Pihaknya menyebutkan bahwa Anak Tidak Sekolah (ATS) terdiri dari berbagai golongan, yakni putus sekolah alias drop out (DO), lulus tidak melanjutkan (LTM), dan belum pernah bersekolah (BPB).
Konsultan UNICEF untuk Pendidikan di Jawa Tengah, Jasman Hendratno mengungkap, angka fantastis ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satunya pernikahan di bawah umur. Di mana hal itu muncul karena tradisi turun-temurun di pedesaan.
“Faktor budaya, biasanya muncul anggapan anak perempuan tidak usah sekolah tinggi-tinggi. Yang penting berpenampilan yang menarik dan cantik agar segera laku menikah,” tuturnya sembari mengutip omongan orang di pedesaan.
Di samping itu, kondisi ekonomi dan keterbatasan fisik juga berpengaruh pada tingginya ATS di Kabupaten Pati.
“Faktor selanjutnya anak jalanan, anak terlantar, anak punk. Terus ada yang menjadi penyebab-penyebab lain seperti anak disabilitas,” ucapnya, Jumat, (31/5/2024).
Sejauh ini, pihaknya tengah mengupayakan pendampingan kepada ATS. Serta dorongan terus dilakukan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati agar mampu menekan jumlah ATS yang banyak ini.
Pihaknya akan menunggu hasil kerja dari pemerintah daerah (Pemda) sampai dengan Agustus 2024 nanti. Sehingga, ia akan memastikan kinerja Pemkab Pati efektif atau tidak dalam mengurangi jumlah ATS.
“Kami agak mendesak supaya nanti bulan Agustus sudah ada anak yang dikembalikan ke sekolah. Kalau sudah ada yang dikembalikan ke sekolah, nanti itu dipergunakan untuk praktik di desa-desa lain. Ini target kami dan disepakati oleh pemerintah daerah,” tandasya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar