Mendekati Nataru, Harga Beberapa Komoditas di Pasar Trenggalek Alami Fluktuasi 

waktu baca 2 menit
Sabtu, 20 Des 2025 16:40 0 76 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Semakin mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), beberapa komoditas di Pasar Tradisional Trenggalek mengalami fluktuasi harga.

Kondisi perubahan tersebut sebenarnya sudah menjadi rutinitas ketika mendekati peringatan atau momen-momen tertentu.

Lebih jauh, melonjaknya harga-harga diprediksi akibat terpengaruh daya beli serta permintaan konsumen.

Dampaknya, para pelaku usaha makanan harus mampu mengatur strategi agar tetap mampu melanjutkan aktivitas bisnis mereka.

Meski terkadang dibarengi dengan biaya tambahan, demi keberlangsungan siklus ekonominya.

Dikonfirmasi Mondes.co.id, salah satu pedagang di lingkungan Pasar Basah Trenggalek, Marfuah mengatakan jika dalam seminggu terakhir ada bahan-bahan pokok yang sempat mengalami penurunan harga.

“Walau juga ada bahan pangan yang mengalami kenaikan harga,” sebutnya, Sabtu 20 Desember 2025.

Menurut Marfuah, salah satu penurunannya pada cabe rawit yang semula Rp90 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp58 ribu.

Kemudian, bawang merah juga turun menjadi Rp55 ribu per kilogram, serta bawang putih Rp30 ribu per kilogram.

Sedangkan telur ayam mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir, awalnya Rp24 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram.

Disusul komoditas wortel, dari harga R10 ribu naik menjadi Rp20 ribu per kilogram.

“Perubahan harga, terjadi sekitar seminggu terakhir ini,” imbuh pedagang paruh baya itu.

Di tempat lain, seorang pengusaha warung makan, Siswanto membenarkan adanya dinamika harga yang terjadi.

Kenaikan pada bahan baku dagangannya cukup mempengaruhi omzet penghasilan sehari-hari.

Sehingga mengharuskannya mampu memutar otak menggunakan strategi, agar tidak merugi.

BACA JUGA :  Makin Tidak Masuk Akal, Gas LPG 3 Kg di Margorejo Tembus Rp32 Ribu

“Sepekan terakhir, harga ayam, cabe rawit, bawang dan sejumlah bumbu dapur memang tidak stabil. Untuk itu perlu strategi agar tidak merugi,” kata Wanto sapaan akrabnya.

Walau begitu, dirinya tidak ikut menaikkan harga menu masakan karena bisa mempengaruhi konsumen ke depan.

Akan tetapi, lebih memilih opsi lain yakni menyesuaikan dalam sajian saja.

Termasuk porsi ataupun kuantitas yang diberikan tanpa mengurangi kualitasnya.

“Opsi itu dipilih agar saat harga-harga sudah stabil nanti masih mudah menyesuaikan, sehingga konsumen tidak kecewa,” ujarnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini