Rembang Catat Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak

waktu baca 2 menit
Sabtu, 20 Des 2025 16:16 0 68 Supriyanto

​REMBANG – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten Rembang melaporkan capaian positif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat sepanjang tahun 2025.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang hingga pertengahan Desember, angka kematian ibu, bayi, dan balita menunjukkan tren penurunan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

​Keberhasilan ini dinilai sebagai hasil dari sinergi lintas sektor dalam memperkuat layanan kesehatan, khususnya pada pengawasan kesehatan ibu dan anak (KIA).

​Hingga pertengahan Desember 2025, tercatat sebanyak lima kasus kematian ibu di Kabupaten Rembang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofi’i, mengungkapkan bahwa jika angka ini dapat dipertahankan hingga penghujung tahun, maka Rembang akan mencatatkan sejarah baru.

​”Apabila angka kematian ibu tetap bertahan di angka lima hingga 31 Desember pukul 24.00, maka ini akan menjadi rekor kematian terendah sepanjang sejarah Kabupaten Rembang,” ujar dr. Ali.

​Sebagai perbandingan, dalam lima tahun terakhir, angka kematian ibu di wilayah ini rata-rata berada pada kisaran 13 hingga 14 kasus per tahun.

Penekanan angka secara bertahap hingga mencapai lima kasus di tahun ini, menunjukkan efektivitas langkah preventif yang dilakukan pemerintah daerah.

​Efektivitas TELPONI

​Tren positif juga terlihat pada angka kematian bayi yang tercatat sebanyak 94 kasus hingga pertengahan Desember.

Jumlah ini menurun tajam dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 125 kasus dan tahun 2023 sebanyak 124 kasus.

Menariknya, sepanjang bulan Desember 2025, Dinas Kesehatan melaporkan nol kasus kematian bayi.

​Keberhasilan menekan angka ini tidak lepas dari evaluasi mendalam terhadap tingginya kasus di awal tahun, di mana pada Januari tercatat 15 kasus dan Februari 14 kasus.

BACA JUGA :  Ribuan Bangunan di Bantaran Sungai Akan Direlokasi

Merespons kondisi tersebut, pemerintah mengintensifkan program TELPONI (Temokno, Laporno, Openi).

​”Kami segera merapatkan barisan dan menggencarkan koordinasi melalui program TELPONI. Komunikasi intensif, terutama di tingkat bidan desa, dilakukan untuk memantau kondisi ibu hamil, nifas, hingga bayi secara berkelanjutan,” tambah dr. Ali.

​Data kesehatan balita juga menunjukkan progres yang menggembirakan.

Hingga pertengahan Desember 2025, tercatat 118 kasus kematian balita.

Angka ini menurun dari 145 kasus pada 2023 dan 142 kasus pada 2024.

​Selain faktor pelayanan medis, dr. Ali menyebutkan adanya perubahan perilaku masyarakat pasca-pandemi COVID-19 yang turut berkontribusi.

Meningkatnya perhatian keluarga terhadap kesehatan anak serta pola hidup bersih, dinilai efektif menekan transmisi penyakit menular di lingkungan domestik.

​Pemerintah Kabupaten Rembang berkomitmen untuk terus mempertahankan kinerja ini melalui penguatan infrastruktur kesehatan dan kompetensi tenaga medis, guna menjamin keselamatan ibu dan anak di masa depan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini