Kisah Haru Atlet Angkat Berat Asal Pati, Perjuangan Demi Ikut Pra-Porprov

waktu baca 2 menit
Senin, 24 Nov 2025 16:11 0 43 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Seorang atlet angkat berat asal Kabupaten Pati bernama Laila Rahmawati, terpaksa menggadaikan kalung kesayangannya.

DBHCHT TRENGGALEK

Hal ini dilakukan demi meraih emas Pra Pekan Olahraga Provinsi Jawa Tengah (Pra-Porprov Jateng).

Laila tampak bersemangat latihan di Kompleks Stadion Joyokusumo.

Fasilitas latihan ala kadarnya tersebut tak menyurutkan tekad untuk mengasah skill, demi meraih prestasi.

Berbagai fasilitas latihan tersebut tampak sudah kusam, lantai latihan tampak rusak.

Venue latihan yang berada di bawah tribun Stadion Joyokusumo Pati tersebut juga berdebu.

Namun, Laila tak mau terus mengeluh, dengan tetap giat latihan nyaris tiap hari.

Perempuan asal Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati ini pun akhirnya meraih prestasi tertinggi di kelas 69 kilogram angkat berat putri Pra-Porprov Jateng 2025.

Ia meraih emas dalam ajang yang digelar pada Oktober 2025 kemarin.

“Dapat medali emas, jauh dari perak dan perunggu,” ujar Laila beberapa waktu yang lalu.

Namun, dirinya terpaksa harus berkorban untuk meraih prestasi tersebut.

Tak berhenti pada jual kalung, ia juga terpaksa mengambil uang tabungannya hingga Rp3,5 juta untuk persiapan Pra-Porprov Jateng.

“Kemarin tomboknya mendekati Rp5 juta. Saya gadaikan kalung Rp1,5 juta, plus uang tabungan,” katanya.

Ia mengaku, memperoleh uang pembinaan Rp400 ribu tiap bulan.

Namun, dana segitu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan atlet angkat berat.

Uang pembinaan tersebut juga tergolong turun daripada tahun-tahun sebelumnya.

Sebelumnya, ia mendapatkan uang pembinaan Rp800 ribu per bulan, ditambah dana suplemen sekitar Rp400 ribu per bulan.

BACA JUGA :  Hindu Komitmen Jalin Kerukunan Antar Umat Beragama di Pati

Sementara tahun ini tidak ada uang suplemen.

“Kita memang dapat uang pembinaan nominalnya Rp400.000 per bulan, ini turunnya 50 persen daripada tahun lalu. Uang segitu untuk beli bensin saja kan sudah habis, belum nutrisi dan lainnya, padahal Cabor (cabang olahraga) kayak gini kan perlu lainnya juga,” imbuh Laila.

Ia menilai, pengurus Cabor sudah berusaha mengusahakan yang terbaik untuk dirinya dan kawan-kawan.

Namun, anggaran yang menurun, membuat mereka tak bisa berbuat banyak.

Ia pun berharap pemerintah memberi perhatian yang lebih kepada atlet-atlet cabor angkat berat.

Apalagi, cabor ini selalu menyumbang emas Porprov Jateng sejak beberapa tahun terakhir.

“Dari 2018 kan medali emas terus, kalau turun kan malu. Dari kemarin gizi dan sebagainya sampai saya gadaikan kalung untuk persiapan Pra-Porprov. Olahraga kayak gini kan jarang disorot padahal potensinya besar juga,” pungkasnya.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini