Tebing Longsor di Desa Maguan Rembang Ancam Akses Penghubung Rembang-Pati

waktu baca 3 menit
Senin, 27 Okt 2025 15:17 0 63 Supriyanto

​REMBANG – mondes.co.id | Bencana susulan akibat tingginya intensitas curah hujan dan dampak banjir yang melanda wilayah Kabupaten Rembang, kembali menimbulkan kekhawatiran.

DBHCHT TRENGGALEK

Kali ini, bencana tanah longsor terjadi di Desa Maguan, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang.

Meskipun kondisi sungai telah surut, pantauan langsung wartawan Mondes.co.id di lokasi pada Senin (27/10/2025), menunjukkan dampak kerusakan yang signifikan.

Yakni dengan ambrolnya tebing di sisi barat balai desa dengan kedalaman mencapai sekitar 7 meter.

Insiden ini tidak hanya merusak kontur tanah, namun juga mengancam kelancaran akses vital penghubung antar kabupaten.

​Ambrolnya tebing tersebut, diduga kuat akibat labilnya struktur tanah pasca tergerus air banjir sebelumnya dan intensitas curah hujan tinggi.

Fenomena ini pun terlihat sangat mengkhawatirkan.

Dengan kedalaman mencapai 7 meter, longsoran ini berpotensi meluas dan membahayakan infrastruktur di sekitarnya.

​Kepala Desa Maguan, saat dikonfirmasi oleh Mondes.co.id pada pukul 14.00 WIB, menyatakan kesigapan untuk segera mengambil tindakan.

“Terima kasih informasinya Mas, segera akan kami hubungi BPBD,” jawabnya.

​Kekhawatiran yang sama diungkapkan oleh Puji, seorang warga yang rumahnya berada tepat di depan lokasi longsor.

Ia sangat mengharapkan adanya tindakan segera dari pihak berwenang, mengingat pentingnya jalur yang terdampak.

“Harus segera ada tindakan Mas, itu jalan penghubung Rembang menuju Pati, dikhawatirkan semakin meluas,” harap Puji.

Pernyataan ini mempertegas bahwa tebing yang ambrol berdekatan dengan jalur umum yang menjadi arteri penting, menghubungkan Kabupaten Rembang dengan Kabupaten Pati.

Jika longsoran meluas, dampaknya akan sangat terasa pada sektor transportasi dan perekonomian dua wilayah kabupaten tersebut.

BACA JUGA :  Mobil Pajero Terperosok di Sawah Desa Sarirejo dan Ditinggal Pemilik  

​Lebih lanjut, dampak buruk pasca banjir yang melanda Desa Maguan tidak hanya terbatas pada ambrolnya tebing.

Menanggapi laporan tersebut, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Sri Jarwati menyatakan pihaknya akan segera melakukan upaya penanganan.

“Ya nanti kita kerja bakti untuk merajek mas,” jelasnya singkat melalui sambungan telepon.

Pernyataan tersebut merujuk pada rencana gotong royong dan penancapan bambu atau kayu (merajek) sebagai penanganan darurat.

Selain fenomena longsor, berdasarkan pantauan, juga didapati beberapa ruas jalan yang baru selesai dibangun juga mengalami kerusakan dan tergerus oleh derasnya arus air.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas pembangunan infrastruktur dan perlunya evaluasi ulang sistem drainase, serta mitigasi bencana di wilayah tersebut.

Koordinasi antara Pemerintah Desa, BPBD Rembang, dan instansi terkait lainnya dapat berjalan cepat.

Penanganan darurat sangat dibutuhkan untuk mencegah longsor susulan, melindungi badan jalan penghubung Rembang-Pati, dan meminimalkan kerugian lebih lanjut yang dialami masyarakat Maguan.

Upaya penanggulangan permanen juga harus segera dipersiapkan, mengingat Desa Maguan diketahui menjadi salah satu wilayah yang rentan terhadap bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Rembang.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini