Karimunjawa Kini Sudah Bisa Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar 

waktu baca 2 menit
Sabtu, 18 Okt 2025 10:27 0 92 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Kepulauan Karimunjawa kini telah bisa mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar.

DBHCHT TRENGGALEK

Hal ini mengingat keberadaan sampah plastik di kepulauan tersebut yang semakin bertambah dan berpotensi mengancam kerusakan lingkungan.

Peluncuran teknologi pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar dilaksanakan di Pusat Daur Ulang (PDU) Karimunjawa, kemarin.

Teknologi bernama Fast Pyrolysis atau Faspol itu, mampu mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar setara solar, yang disebut Petasol.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Pertamina Gas Negara (PGN) melalui program CSR PGN Share, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Bank Sampah Banjarnegara.

Peluncuran dilakukan disaksikan Forkopimcam Karimunjawa, masyarakat, serta sejumlah pemangku kepentingan daerah.

Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan Sumber Daya Manusia, Sridana Paminto, mewakili Bupati Jepara Witiarso Utomo menyampaikan apresiasi atas kerja sama lintas lembaga yang menghadirkan inovasi ramah lingkungan tersebut.

“Kehadiran teknologi mesin Fast Pyrolysis ini yang dapat mengubah sampah menjadi petasol merupakan langkah besar dalam penanganan masalah sampah, khususnya di wilayah Karimunjawa,” ujarnya.

Sridana menjelaskan, Karimunjawa dengan jumlah penduduk 10.048 jiwa dan kunjungan wisatawan mencapai 82.586 orang pada tahun 2024 menghasilkan timbunan sampah 1,5—2 ton per hari.

Dari jumlah itu, sekitar 46,69 persen merupakan sampah anorganik seperti plastik.

“Keberadaan mesin ini diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengurangi volume sampah, menekan dampak lingkungan, sekaligus menghasilkan produk bernilai ekonomis yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” terangnya.

Mesin Faspol berkapasitas 50 kilogram per siklus ini, merupakan hasil riset dan modifikasi tim BRIN bersama Bank Sampah Banjarnegara.

BACA JUGA :  Isi Kemasan Minyakita Kurang dari 1 Liter, Begini Tanggapan Masyarakat Pati

Teknologi tersebut mengonversi plastik bernilai rendah menjadi bahan bakar Petasol.

Peluncuran juga disertai uji performa mesin melalui tiga alat sekaligus, yakni mesin Dongfeng milik PDU Karimunjawa, excavator di TPA, dan perahu nelayan setempat.

Uji coba dipimpin oleh Prof. Dr. Cuk Supriyadi Alinandar, SR., M.Eng., Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN.

Hasilnya menunjukkan Petasol mampu menggantikan fungsi solar secara optimal.

Selain menekan timbunan plastik, teknologi Faspol juga diharapkan menjadi solusi saat musim baratan, ketika pasokan BBM ke pulau sering terganggu akibat cuaca buruk.

Dengan Petasol, nelayan memiliki alternatif bahan bakar yang lebih mudah diakses.

Sridana menambahkan, pemerintah daerah berkomitmen meningkatkan kapasitas SDM di PDU Karimunjawa agar pengoperasian mesin berlangsung berkelanjutan.

“Kami berharap inisiatif ini menjadi titik awal kemandirian energi dan pengelolaan sampah yang lebih bijak di Karimunjawa. Semoga kerja sama ini terus berkembang dan memberi manfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini