Harga Anjlok hingga Rp700 Perkilo, Petani Tomat Rembang Hadapi Kerugian Parah

waktu baca 2 menit
Senin, 6 Okt 2025 08:12 0 63 Supriyanto

​REMBANG – Mondes.co.id | Para petani tomat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sedang menghadapi masa-masa sulit akibat anjloknya harga komoditas ini secara drastis di tingkat petani.

DBHCHT TRENGGALEK

Situasi ini diperkirakan terjadi karena melimpahnya pasokan akibat panen raya di berbagai daerah.

Hal ini membuat harga jual tidak sebanding dengan tingginya biaya produksi dan perawatan.

​Kerugian paling parah dirasakan oleh petani di sentra produksi, salah satunya di Desa Logede, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang.

Perbedaan harga jual yang sangat mencolok membuat para petani menjerit.

Bahkan, sebagian memilih tetap memanen hanya untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

​Salah satu petani tomat asal Desa Logede, Sutrisno, mengungkapkan kekecewaannya saat ditemui di lokasi lahan pertaniannya.

Ia menceritakan, betapa harga tomat yang dulunya sempat menyentuh angka yang menguntungkan, kini hancur lebur hanya dalam beberapa pekan.

​”Dulu harga tomat sempat Rp15.000 (per kilogram). Sekarang di sini tinggal Rp700 saja, Mas,” ungkap Sutrisno dengan nada getir, Senin (6/10/2025).

​Penurunan harga dari belasan ribu rupiah menjadi hanya ratusan rupiah per kilogram ini, jelas memukul telak para petani.

Dengan harga Rp700, petani kesulitan besar untuk sekadar menutupi biaya operasional seperti pembelian bibit, pupuk, obat-obatan hama, hingga upah tenaga kerja untuk panen dan angkut.

​Anjloknya harga hingga di bawah Rp1.000 per kilogram ini, praktis membuat setiap panen yang dilakukan petani Logede berujung pada kerugian.

Sutrisno dan petani lainnya kini hanya bisa pasrah.

Mereka harus memilih antara membiarkan tomat membusuk di pohon yang berarti kerugian total, atau tetap memanennya meski hasil penjualannya jauh di bawah modal.

BACA JUGA :  Jalan Penghubung Desa Dongos-Sukosono Diperbaiki  ‎

​Kondisi ini diperparah oleh biaya perawatan tanaman tomat yang tergolong intensif.

Tanaman tomat rentan terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga membutuhkan biaya ekstra untuk pengendalian dan pemeliharaan.

Petani berharap, harga jual setidaknya bisa mencapai minimal Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram, agar mereka bisa mencapai titik impas (Break-Even Point) atau bahkan sedikit mendapatkan keuntungan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini