Info Terkini Harga Tembakau Pati di Tingkat Petani

waktu baca 2 menit
Sabtu, 4 Okt 2025 15:42 0 55 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Petani tembakau di Kabupaten Pati sudah panen sejak Juli 2025 lalu dan berlangsung sampai dengan November mendatang.

DBHCHT TRENGGALEK

Petani tembakau asal Desa Sumberagung, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Eko Novin menyampaikan harga tembakau saat ini berada di angka Rp25 ribu sampai dengan Rp40 ribu per kilogram.

Novin menjelaskan, cuaca kemarau basah mempengaruhi harga tembakau.

Bahkan, ketika curah hujan tinggi, harga tembakau bisa anjlok sampai dengan Rp15 ribu per kilogram.

“Selama harga mulai terendah Rp25 ribu sampai dengan Rp40 ribu per kilogram, harga tahun ini sama tahun lalu hampir sama, cuma karena kualitas tembakau turun, standar grade berbeda. Kalau tahun lalu grade S terbaik, sekarang grade P udah bagus, ada penurunan standar,” ungkapnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Ia mengungkapkan, kondisi kualitas tanaman tembakau di tahun ini menurun.

Fenomena cuaca yang kurang terik, menyebabkan budi daya tembakau terganggu, serta pengeringan tembakau juga sedikit terkendala.

“Kalau naik per grade tidak, kalau kualitas bagus harga mengikuti. Cuaca ini kalau cerah penjemuran sehari cukup, kalau cuaca mendung tiga harian,” ucap Novin.

Dipaparkannya bahwa kondisi tembakau selama tahun ini ada beberapa permasalahan, seperti kondisi ketebalan daun yang berkurang, sehingga mempengaruhi bobot.

Perkembangan tembakau ini pun diganggu oleh hama dan gulma.

“Kualitas tembakau ditentukan ketebalan daun, produksi menurun karena ketebalan berpengaruh ke bobot. Hama yang banyak menyerang batang, ada ulat di dalam batang, sehingga tanaman tidak tumbuh secara normal, jadinya kecil. Ada juga gulma karena kondisi hujan masih ada, sehingga tanah subur bagi gulma,” terangnya.

BACA JUGA :  Perkokoh Semangat Toleransi dan Persatuan, Kemenag Pati Gelar Doa Lintas Agama

Ditemukan bahwa warna daun tembakau saat ini tidak bisa kuning cerah usai dijemur, lantaran minimnya panas matahari di beberapa waktu tertentu.

Kelembapan cuaca membuat warna daun menjadi cokelat kehitaman.

“Kadang waktu penjemuran kadang gak ada matahari dari segi warna berubah gak bisa kuning cerah, agak kecokelatan sampai hitam. Karena masih ada hujan juga, itu secara tidak langsung menurunkan kualitas,” terangnya.

Menurut pandangannya, kondisi banyaknya air pun tidak baik untuk produktivitas tembakau.

Bahkan, berkali-kali tanam, lahan tembakaunya kerap kebanjiran.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini