PATI – Mondes.co.id | Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya mengimbau masyarakat bersiap diri dan hati-hati sewaktu terjadi bencana alam banjir.
Dirinya menekankan kepada masyarakat, khususnya di berbagai desa rawan banjir.
“Pertama saya imbau masyarakat untuk bisa menyiapkan diri kalau ada musim banjir, terutama daerah-daerah titik banjir bandang seperti Godo, Gunungpanti, Sinomwidodo, Angkatan Lor, Angkatan Kidul, hingga wilayah Tanjunganom di Kecamatan Gabus. Kemudian juga di wilayah Kayen seperti Beketel, Sumbersari, Kayen, Srikaton, Pasuruhan, Talun, maupun wilayah Sukolilo yang langganan banjir yakni Poncomulyo, Gadudero, Kasiyan,” sebutnya kepada Mondes.co.id, Sabtu, 27 September 2025.
Masyarakat yang riskan terkena dampak banjir bandang di Kecamatan Winong meliputi Desa Godo dan Desa Gunungpanti.
Kemudian, masyarakat di Kecamatan Tambakromo yang menjadi langganan banjir di antaranya Desa Sinomwidodo, Desa Angkatan Kidul, dan Desa Angkatan Lor.
Lebih lanjut, Kecamatan Gabus yang menjadi hilir dari banjir yang datang, kerap terjadi di Desa Tanjunganom.
Selanjutnya, masyarakat di Kecamatan Kayen semestinya juga perlu mewaspadai banjir yang datang dari kawasan Pegunungan Kendeng.
Biasanya banjir itu datang dari hulu, yakni Desa Beketel, lalu menuju Desa Sumbersari, Desa Kayen, Desa Srikaton, Desa Pasuruhan, dan Desa Talun.
Masyarakat di wilayah rawa Kecamatan Sukolilo seperti Desa Kasiyan, Desa Gadudero, dan Desa Poncomulyo juga selalu jadi langganan banjir.
Bahkan, masyarakat setempat telah terbiasa dengan situasi tahunan yang memutus jalur alternatif Kabupaten Pati menuju Kabupaten Kudus.
“Kami imbau untuk waspada, itu imbauan kami, karena mereka sudah terbiasa, mereka akrab. Namun, mengingatkan kewaspadaan juga perlu,” ujarnya.
Ia berkata, masyarakat perlu saling membagikan informasi ketika ada gejala bencana alam, khususnya hujan lebat yang terjadi di kawasan hulu.
Sehingga, masyarakat yang bermukim di kawasan hilir bisa bersiap untuk mengamankan aset berharga, bahkan nyawa.
“Masyarakat harus selalu informasi dari warga yang tinggal di atas, misal Kayen ada info dari Sumbersari, harus ada komunikasi dengan masyarakat sana. Bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan di internal masyarakat paling mudah,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar