JEPARA – Mondes.co.id | Kabupaten Jepara bagian utara mempunyai potensi baru di bidang agrowisata.
Mulai dari tanaman kelengkeng, angggur, alpukat, kopi, hingga tanaman buah lainnya yang cocok untuk dikemas menjadi aset wisata menarik.
Hal ini tentu saja diharapkan menjadi daya ungkit baru perekonomian daerah.
Bupati Witiarso Utomo serta jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara sudah melakukan tinjauan sejumlah lokasi yang potensial untuk menjadi kawasan agrowisata.
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah lahan kebun kelengkeng seluas 3 hektare di Desa Tulakan Kecamatan Donorojo.
Lahan milik Haji Lan ini ditanami ratusan pohon kelengkeng jenis itoh dan kristal.
Tiap pohon diproyeksikan bisa panen hingga 100 kilogram.
Selain itu, lahan potensial lainnya ada di Desa Watuaji Kecamatan Keling.
Di desa ini ada sekitar 20 warga yang menanam anggur.
Salah satunya adalah M Sulthonul Arifin yang menanam 13 jenis anggur di lahan pekarangannya.
Desa lain di Jepara utara yang potensial adalah Desa Damarwulan yang sudah ditanami alpukat dan kelengkeng, Sumanding (alpukat dan kopi).
Lalu Sumberrejo, Kaligarang dan Kaliaman dengan buah sawonya.
Sedang Tempur dengan kopinya dan sejumlah desa lain di kawasan Jepara Utara yang mulai melakukan budi daya pohon mangga.
Kabid Sarana Prasarana dan Penyuluhan Pertanian DKPP Jepara, Mudhofir mengatakan wilayah Jepara utara memang potensial dijadikan kawasan agrowisata.
Sebab kontur tanah hingga ketersediaan air memang mendukung untuk budi daya pohon buah.
Hal itu juga ditunjang dengan munculnya berbagai aktivitas budi daya aneka jenis pohon buah yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
“Nanti misalnya desa A wisata petik buah alpukat, desa B buah kelengkeng dan seterusnya. Tentu saja kita tetap fokus dan prioritas progam ketahanan pangan. Agrowisata ini sifatnya mendukung ketahanan pangan, dan juga sekaligus langkah terobosan untuk dijadikan daya ungkit perekonomian,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Sejumlah kawasan tanam buah itu sudah menjadi jujugan pelajar atau wisatawan lokal.
Menurutnya, jika panenan buah di kawasan itu masif, maka bisa menjadi daya tarik wisata baru.
Agrowisata itu melengkapi destinasi yang sudah ada baik yang berbasis wisata alam maupun buatan.
“Kalau panenannya makin banyak kita carikan pasar baru. Tapi sampai sekarang serapan pasar lokal Jepara masih bisa menampung hasil panenan buah dari sana,” paparnya.
Khusus kawasan Jepara selatan, menurutnya juga potensial menjadi agrowisata.
Namun, produknya berbeda karena kontur tanah hingga ketersediaan air untuk pengairan memang beda dari Jepara utara.
Saat ini yang sudah muncul di Jepara selatan seperti lahan untuk semangka, melon, hingga mentimun.
“Kami sudah dan terus melakukan pemetaan dan identifikasi berbasis kondisi riil di lapangan,” jelasnya.
Bupati Jepara Witiarso Utomo, mengatakan pengembangan agrowisata di kawasan utara mempunyai nilai tambah tersendiri.
Tak hanya sekadar destinasi wisata baru tapi juga sarana edukasi peternakan hingga pengembangan ekonomi kreatif.
Pihaknya juga mendorong keterlibatan generasi muda untuk ikut dalam proses transformasi pertanian berbasis teknologi, inovasi, dan kreativitas yang bisa dipadukan dengan tradisi, budaya lokal, dan hiburan.
“Muaranya nanti ekonomi kreatif. Potensi desa terangkat, SDM terlebih anak mudanya berdaya, ekonominya juga ikut bergerak,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar