PATI – Mondes.co.id | Pabrik garam industri milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Tengah yang berada di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati menggalang kemitraan dengan Koperasi Mutiara Laut Mandiri.
Kerja sama ini untuk menyerap produk garam lokal di Kabupaten Pati untuk masuk ke olahan industri.
Diketahui, pabrik garam industri yang dibangun oleh PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT), mengajak Koperasi Mutiara Laut Mandiri mencarikan produk garam ke petambak.
Garam dari petambak itu kemudian diolah, sehingga membawa berkah bagi petambak karena produksinya terjual.
Sebagaimana dijelaskan Petugas Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan (P3KP) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Triana Shinta Dewi.
“SPJT kebanyakan dari Koperasi Mutiara Laut Mandiri dan Koperasi Mutiara Laut Mandiri kan punya anggota-anggota gitu, sistemnya kan seperti itu, jadi satu pintu dari Koperasi Mutiara Laut Mandiri menuju SPJT. SPJT mintanya kan garam yaa kooperasinya itu yang mencari ke petambak, mereka itu kebanyakan dari Pati sendiri,” terangnya, Kamis, 25 September 2025.
Sedangkan untuk persentase penyerapan, pihaknya belum mengetahui secara pasti.
“Kalau nyerapnya itu kami belum mendapat informasi berapa persen dari petambak lokal, tapi secara pasti mereka sudah MoU kesepakatan dengan Koperasi Mutiara Laut Mandiri. Ada juga yang sama IKM-IKM itu kan banyak,” imbuh perempuan yang akrab disapa Nana.
Selain itu, garam lokal Kabupaten Pati yang dari Industri Kecil dan Menengah (IKM) juga diserap oleh pabrik garam BUMD Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Apalagi di Kabupaten Pati sendiri banyak sekali IKM yang bergerak di sektor pengolah garam.
Nana menambahkan luasan lahan tambak garam di Kabupaten Pati tahun ini masih sama seperti di tahun-tahun sebelumnya, yakni 2.901 hektar.
Walaupun kemarau cenderung basah, lahan seluas itu masih bisa dimanfaatkan petambak untuk budi daya garam sebagai sumber pemenuh kebutuhan hidup.
“Kalau untuk luas lahannya masih tetap di 2.901 hektar, masih tetap produktif. Masih sama berarti, enggak ada perbedaan, ya cuman produksinya bisa berkurang karena musim garamnya kan enggak panjang,” urainya.
Sebagai informasi, musim budi daya garam di tahun 2025 ini dimulai sejak Juli lalu.
Berbeda dengan musim garam tahun 2024 yang sudah mulai sejak Mei.
Oleh sebab itu, produksi garam di Kabupaten Pati sampai saat ini hanya 15,8 ribu ton.
Garam diproduksi pada empat kecamatan, yakni Batangan, Juwana, Trangkil, dan Wedarijaksa.
“Untuk empat kecamatan dari dua bulan awal saat mulai produksi itu 15.862 ton. Jadi kalau dibandingkan tahun kemarin yang sampai 324.000 ton, ya jauh banget,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar