JEPARA – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara berupaya mengembangkan pertanian di wilayah pesisir atau pantai.
Pemkab mengembangkan potensi daerah melalui pelaksanaan riset, pengembangan, pengkajian, penerapan, serta invensi dan inovasi berkelanjutan, bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia.
Salah satunya mengembangkan Padi Biosalin yang merupakan varietas padi unggul, dikembangkan oleh BRIN dan Kementerian Pertanian untuk dapat tumbuh di lahan dengan kadar garam tinggi (salinitas tinggi).
Seperti halnya di daerah pesisir yang sering terkena intrusi air laut atau lahan pasca banjir rob.
Pembenihan akan dilaksanakan oleh Kelompok Tani Jaya 3 di Desa Bandungharjo, Kecamatan Donorojo, serta Kelompok Tani Sari Mulyo di Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo.
Bupati Jepara Witiarao Utomo, mengatakan pembenihan varietas Padi Biosalin dinilai cocok untuk lahan-lahan yang belum tergarap, khususnya di wilayah pesisir Jepara.
“Saya menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini dan berharap hasilnya dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kabupaten Jepara,” kata Witiarao Utomo, Selasa (26/8/2025).
Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Yopi, yang diwakili oleh Peneliti Ahli Utama, Tri Martini Patria, mengatakan selain Padi Biosalin ini, juga dilakukan pengembangan inovasi teknologi Faspol (fast pyrolysis multikondensor) di Karimunjawa.
“Produksi petasol dari sampah plastik sebelumnya telah diujicobakan di Kota Semarang. Dalam prosesnya, satu kilogram sampah plastik dapat menghasilkan 85–90 persen bahan bakar alternatif yang setara dengan Dexlite,” jelas Tri.
Ia menambahkan, sebanyak 50 kilogram sampah dapat menghasilkan sekitar 48 liter petasol.
Hasil ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung sektor pertanian dan pengolahan sampah, seperti bahan bakar untuk alat dan mesin pertanian serta kendaraan pengangkut sampah.
Ia juga menekankan bahwa pemanfaatan teknologi ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah, khususnya di wilayah Karimunjawa.
“Karimunjawa adalah pulau yang mengandalkan potensi wisata alam. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan sampah di sana,” kata dia.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar