PATI – Mondes.co.id | Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pati memiliki kewenangan dalam mengelola kantong parkir di beberapa titik, utamanya tepi jalan umum dan di titik keramaian ketika terselenggaranya event.
Namun, koordinasi antara Dishub Kabupaten Pati dengan otoritas wilayah setempat, kerap menjadi tantangan tersendiri, terutama warga di setiap kelurahan yang ingin ikut mencari keuntungan.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Operasional (Dalops) Dishub Kabupaten Pati, Nita Agustiningtyas, ketika datang event yang bersifat insidentil atau event yang tak terencana jauh-jauh hari, maka banyak fenomena parkir tiban.
Parkir tiban ini dikatakannya suatu perkumpulan yang terkoordinir dari para warga setempat untuk mengelola kawasan itu menjadi wilayah parkir di bawah kendali mereka, sehingga pendapatan parkir masuk ke mereka.
Menurutnya, situasi demikian sering terjadi ketika Car Free Day.
Terbaru, saat Car Free Night sepekan yang lalu, situasi tersebut terjadi di pinggiran kota.
Ia mengaku, pihaknya mau mengoordinir titik tersebut pun sulit.
Pasalnya, sejauh ini kewenangan juru parkir Dishub Kabupaten Pati ada pada tepi jalan umum.
“Juru parkir tiban dari warga sekitar, mereka terakomodir dalam perkumpulan, kita mengakomodirnya susah, karena event mendadak kita juga susah mengorganisirnya. Kalau personel juru parkir Dishub masih di titik yang sama,” urainya.
Nita pun menyebut bila area juru parkir Dishub Kabupaten Pati berkurang ketika Car Free Night.
Pasalnya, sepanjang Jalan Pemuda dan Jalan Panglima Sudirman steril dari parkir kendaraan bermotor.
Tempat tersebut lantaran dikhususkan bagi stan bazar maupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berjualan.
“Karena ini event, kadang itu kantong parkir yang dilelola kami kurang, karena menjadi area steril. Maka titik kantong parkir biasanya ada di ruas jalan atau gang yang dikelola oleh pemuda setempat, ini namanya parkir tiban,” ujarnya kepada Mondes.co.id, belum lama ini.
Menurutnya, juru parkir tiban memanfaatkan situasi untuk mendapat lahan parkir.
Biasanya mereka datang dari warga yang bermukim di wilayah setempat.
Nita menjelaskan jika lahan parkir kondusif ketika event sudah terjadwal, seperti perayaan Tahun Baru Imlek.
Di momentum itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kelurahan setempat.
“Kalau parkir tiban memanfaatkan situasi, mereka kurang terorganisir, mereka dari orang sekitar RT. Kalau yang sudah terogranisir dengan kami, seperti Imlek, karena terjadwal sehingga titik parkir udah kami koordinasikan dengan Kelurahan Pati Wetan dan Kelurahan Pati Kidul. Sedangkan, event insidentil seperti Car Free Night kami susah mengorganisir,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar