PATI – Mondes.co.id | Salah satu penjual gas elpiji asal Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Haryono menyampaikan kebutuhan warga akan gas elpiji cukup tinggi.
Tiap pekan, pangkalannya kerap kehabisan pasokan elpiji 3 kilogram, lantaran membludaknya pembeli yang butuh gas subsidi tersebut.
Menurutnya, elpiji yang ia datangkan sebanyak 100 tabung per minggu, langsung ludes dalam sekejap.
“Posisi aman-aman saja tapi untuk mencukupi tetangga yang miskin kanan-kiri belum mencukupi banyak, masih antre-antre. Kuota alokasi per satu minggu saya dapat 100 gas elpiji 3 kilogram, untuk tambahan selama ini belum ada tambahan dari Pertamina,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, Senin, 18 Agustus 2025.
Ia menerangkan, sejauh ini kedatangan gas melon setiap Selasa, masyarakat pun rela mengantre panjang untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram tersebut.
Meski mereka kehabisan, maka pilihannya adalah antre untuk memperoleh barang seminggu berikutnya.
Tidak hanya gas elpiji 3 kilogram saja yang didatangkan, Haryono juga mendatangkan gas elpiji berukuran 6 kilogram, 12 kilogram, dan 50 kilogram.
Namun, untuk mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar, gas elpiji 3 kilogram jadi prioritas.
Oleh karenanya, Haryono berupaya untuk mengusahakan alokasi tambahan.
“Orang biasa nunggu hari berikutnya kalau beli non subsidi mereka berat, soalnya harga tiga kali lipat sehingga tak tejangkau untuk masyarakat umum, mendingan enak nunggu satu minggu yang akan datang lagi. Untuk tambahan selama ini di pangkalan belum ada tambahan, mungkin menunggu dari tambahan Pertamina, mungkin lain waktu kalau ada tambahan,” terangnya.
Bahkan, ia kerap melobby ke sejumlah pangkalan lain untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram demi memenuhi permintaan konsumen.
Pasalnya, ia merasa iba dengan tetangga yang membutuhkan gas untuk kebutuhan hidup mereka.
“Untuk mengatasi kekurangan gas 3 kilogram, saya juga lobby di pangkalan-pangkalan, saya usahakan, tetapi sementara ini belum ada tambahan karena istilahnya gas ini bisa untuk memudahkan tetangga buka usaha lapangan kerja untuk biaya sekolah, tetangga bisa menikmati subsidi. Tapi selama ini belum dapat yang saya harapkan,” katanya sembari tersentuh.
Sejauh ini, gas elpiji 3 kilogram yang dijualnya ke masyarakat seharga Rp19 ribu. Pembeli datang dari tetangga sekitar.
“Subsidi hanya tetangga yang beli, itu pun masih kurang (stok), gak jauh-jauh pokoke RT-RT sekitar. Gas elpiji 3 kilogram dari pengirim harganya Rp16.500, kemudian saya jual ke masyarakat Rp19.000,” sebut Haryono.
Ia berharap mendapat tambahan pasokan elpiji 3 kilogram dari Pertamina.
Menurutnya, kurang relevan jika setiap tahun jumlah stok selalu sama.
“Harapannya bisa tambah kuota, syukur tiap bulan, akhir tahun dapat tambahan kuota. Mosok dalam beberapa bulan belum ada perhatian dari Pertamina supaya ada kuota lebih, supaya tetangga bisa mendapatkan subsudi,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar