Mahasiswa Kajian Sejarah Unnes Terpilih Best Presenter Seminar Internasional 2025

waktu baca 3 menit
Sabtu, 26 Jul 2025 14:17 0 122 Dian A.

SEMARANG – Mondes.co.id | Mahasiswa S2 Kajian Sejarah Universitas Negeri Semarang terpilih sebagai Best Presenter Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh International Conference On Digital, Social, And Science (ICODSS) 2025.

Mereka berhasil terpilih sebagai satu dari lima pemenang dalam kategori Best Presenter (Kategori Sosial) bersama empat kelompok lainnya dalam kategori serupa.

Pada seminar internasional, Mahasiswa Pascasarjana Magister Sejarah Unnes mengambil judul “Shifting Choices of Traditional Chinese Medicine and Social Identity in Jakarta” (Pergeseran Pilihan Pengobatan Tradisional Tionghoa dan Identitas Sosial di Jakarta).

Makalah dipresentasikan oleh Alexander Raymon sebagai presenter pertama, Dian Adiansyah sebagai presenter kedua, dan Rudi sebagai presenter ketiga.

Seminar internasional yang diselenggarakan secara daring via aplikasi Zoom ini dimeriahkan lebih dari 350 peserta.

Peserta terdiri atas para ilmuwan dan akademisi dari berbagai latar belakang yang berasal dari berbagai universitas di berbagai negara, termasuk Indonesia.

“Proposal yang kami kirimkan terpilih oleh ICODSS untuk dipresentasikan kepada para peserta,” ungkap Alexander Raymon, Sabtu (26/7/2025).

Seminar ini, terbagi atas tiga kategori utama yaitu Digital, Science, dan Social.

Ketiganya terbagi lagi dalam beberapa sub-kategori yaitu Digital and Technology, Science, Natural Science, Engineering, Social Humanities, Education, Economy and Business, yang terbagi atas beberapa breakout room dengan total lebih dari 180 makalah.

Setiap pemakalah di dalam masing-masing breakout room diberi waktu selama 10 menit untuk mempresentasikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

BACA JUGA :  Viral Orkes Dangdut Berujung Tewaskan Pemuda, Kapolsek Margoyoso: Hoaks!

“Makalah yang kami presentasikan termasuk dalam sub-kategori Social Humanities (Sosial Humaniora – SosHum) dengan urutan ke-80 dari total seluruh judul presentasi,” kata dia.

Pemaparan dilakukan dalam Bahasa Inggris dan Indonesia dengan menampilkan latar belakang, rumusan masalah, metode penelitian, temuan dan hasil.

Kemudian ditutup dengan kesimpulan serta tampilan daftar pustaka.

Setiap pertanyaan yang diajukan oleh para peserta dapat dijawab dengan baik oleh wakil UNNES.

Pada seminar juga diisi oleh tiga keynote speaker yaitu Dr. Ira Mirawati, S.Sos. M.Si., dari Universitas Padjajaran.

Kemudian Prof. Rezzy Eko Caraka, PhD., dari Chaoyang University of Technology, Taiwan, sekaligus Associate Researcher di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Serta Risky Danie Fahrulloh, S.AB, MBA (Dosen Traveler) dari Kwik Kian Gie School of Business dan seorang pendiri The University (Influencer L Management di Bidang Edutainment).

Ketiganya membawakan beragam topik yang sangat menarik dan relevan dalam transformasi teknologi digital serta implementasinya di tengah masyarakat.

Topik-topik keilmuan berikutnya yang terkait pertumbuhan berkelanjutan (sustainability growth) dibawakan oleh tiga pembicara tamu dari tiga benua yakni Asia, Australia, dan Eropa.

Ketiga invited speaker ini adalah Parulian Silaen, Ph.D., dari Wollongong University, Australia.

Kemudian, Ir. Zulfan Adi Putra, EngD, IPM, seorang Chemical Engineer di ExxonMobil, Malaysia, dan Elias Hadjilias dari Cyprus University, Siprus.

“Seminar berlabel International Conference on Digital, Social, and Science (ICODSS) ini merupakan seminar tahunan yang rutin diselenggarakan oleh PT. Ebiz Prima Nusa,” ucapnya.

Founder & Head Trainer PT Ebiz Prima Nusa Deddy Saefuloh, M.B.A., Ph.D., mengatakan pentingnya eksplorasi tema harmonisasi teknologi digital di tengah masyarakat global dalam usaha membangun masa depan bersama.

BACA JUGA :  KTP Elektronik Bakal Tak Berlaku, Bagaimana Cara Mengakses IKD?

Kaprodi Magister Sejarah UNNES, Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., Ph.D., menyatakan selamat dan sukses, sekaligus memberi pesan semoga apresiasi tersebut dapat menjadi inspirasi dan ‘menular’ kepada mahasiswa pascasarjana UNNES lainnya.

“Ini merupakan awal yang bagus bagi Kajian Sejarah Unnes. Semoga bisa terus berkembang,” kata dia.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini