PATI – Mondes.co.id | Wali murid SDN Tayu Kulon 01 lebih memilih anaknya putus sekolah, jika sekolah tersebut diregrouping ke SDN Tayu Kulon 02.
Pengakuan ini sebagai bentuk protes akan kebijakan regrouping SDN Tayu Kulon 01 ke sekolah lain.
Diketahui, ada sebanyak 63 siswa yang bersekolah di SDN Tayu Kulon 01.
Bahkan, puluhan wali murid dan siswa berseragam lengkap, masih mendatangi SDN Tayu Kulon 01.
Meskipun sudah tidak ada tenaga pendidik di sana, Rabu (16/7/2025).
Hana yang merupakan wali murid, bakal terus mendatangi sekolah setiap harinya, agar bisa diadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kembali di sekolah ini.
Kalau tuntutan tersebut tak kunjung terpenuhi, dia mengaku lebih memilih anaknya putus sekolah.
“Enggak sekolah enggak papa, kalau tidak dibuka. Anak kan disuruh sekolah, masak tidak difasilitasi,” tegas Hana.
Hana mengaku, beberapa waktu lalu sudah mendapatkan sosialisasi bahwa SDN Tayu Kulon 01 bakal digabungkan dengan SDN Tayu Kulon 02.
Pada saat sosialisasi tersebut, dirinya juga menyampaikan penolakan.
“Sudah sosialisasi. Kita sudah penolakan kepada Pak Kepala Desa. Tapi kok kayak gini. Ada pengumuman anak masuk langsung diambil tindakan pindah,” ungkap wali murid kelas 6 ini.
Eks Kepala SDN Tayu Kulon 01 Puji Roostiandyah mengaku, pihaknya hanya menjalankan kebijakan dari Disdikbud Kebupaten Pati.
Apalagi, seluruh guru SDN Tayu Kulon 01 sudah dimutasi ke berbagai sekolahan.
“Kami jadi pelaksana kebijakan. Kami juga harus dimutasi ke berbagai tempat. Ada ke SD Kalikalong, Pundenrejo, SDN Tayu Kulon 2. Saya di kepala sekolah sana. Kami harus melaksanakan tugas sesuai SPT yang kami terima. Tidak mungkin kembali, kecuali ada SK lagi,” ungkap dia.
Meskipun para guru sudah dimutasi, ia mengaku bakal tetap memperhatikan para siswa SDN Tayu Kulon 01.
Dirinya bakal menugaskan guru untuk mengajar di gedung SD tersebut.
“Setiap pagi saya ke sini dan ke sana SDN Tayu Kulon 02. Jadi ini Saya seperti setrika,” ungkap dia.
Dirinya menjelaskan, SDN Tayu Kulon 01 memenuhi syarat untuk diregrouping.
SD tersebut memiliki kurang dari 120 siswa dan dinilai mempunyai jarak tak jauh dari SDN Tayu Kulon 02.
“Nomenklaturnya masuk ke SDN Tayu Kulon 2 karena jumlah siswanya banyak di sana. Terpaut sekitar 30 siswa. SDN Tayu Kulon 01 yang sekolahnya nginduk di sana kan tidak bisa mencairkan BOS pada tahun ini. Karena itu, SD yang siswanya lebih banyak menanggung pembiayaan SD kita. Mungkin menimbang luas tanah dan sebagainya. Wali murid memboikot di SD Tayu Kulon 2, di luar ranah kami,” bebernya.
Di lain sisi, Ketua Komisi D, Teguh Bandang Waluyo, mengaku bakal membuat tim khusus untuk menyikapi persoalan tersebut.
Bahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi secara langsung.
“Yang Tayu Kulon, besok secepatnya kita bikin tim, kita sidak,” terangnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar