Pertanian Jaken Sangat Potensial dengan Didukung Ketelatenan Warga

waktu baca 2 menit
Rabu, 9 Jul 2025 12:25 0 80 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Mayoritas profesi masyarakat Kecamatan Jaken adalah petani.

Sektor pertanian di Kecamatan Jaken sangat potensial, maka tak jarang bila lahannya banyak yang tertanam aneka macam komoditas, baik perkebunan ataupun tanaman pangan lainnya.

Berdasarkan penuturan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jaken, Suyono, etos kerja masyarakat Kecamatan Jaken tinggi.

Umumnya, mereka bertani dengan telaten, maka dari itu hasil pertanian di Kecamatan Jaken dirasa menguntungkan ekonomi warga setempat.

“Masyarakat sini etos kerjanya tinggi. Orang sini sangat memelihara tanaman, lahan, dan air karena kondisi alam ndak memungkinkan makanya sangat dijaga baik-baik,” katanya ketika diwawancarai Mondes.co.id beberapa waktu lalu.

Sikap demikian dilatarbelakangi kondisi lahan tadah hujan di Kecamatan Jaken.

Pasalnya, Kecamatan Jaken memiliki kondisi geografis yang tidak subur, lantaran hanya mengandalkan pengairan dari datangnya hujan.

Walaupun demikian, pertaniannya sangat baik.

Apapun yang ditanam di Kecamatan Jaken berbuah manis, maka dari itu petani ada yang menanam bawang merah, cabai, buah-buahan, padi, tembakau, dan tebu.

“Kalau sini dikasih aliran sungai, maka akan tambah subur. Kondisi alam ndak memungkinkan, maka orang sini memelihara air sekali, bahkan kalau ada air sampai ditampung terpal. Misal segi keuntungan mending, orang Jaken bisa panen dua kali bawang merah, dengan sumur dangkal masih bisa produksi,” tuturnya.

PPL Kantor BPP Kecamatan Jaken lainnya, yakni Endrawati juga menuturkan bahwa masyarakat di Kecamatan Jaken cermat mengelola lahan.

BACA JUGA :  Ribuan Batang Rokok Ilegal Disita Bea Cukai Kudus

Bahkan, ketika ada lahan kosong, maka dengan lihai masyarakat memanfaatkan untuk bercocok tanam di lahan tersebut.

Petani di Kecamatan Jaken seolah tak pernah berhenti untuk bekerja.

Usai mereka memanen hasil pertanian, tak butuh waktu lama mereka langsung menggarap lahannya lagi.

“Di sini mereka (petani) memanusiakan lahan kosong, habis panen langsung tanam lagi. Bahkan sampai traktor lahan malam-malam,” ujarnya.

Ia mengatakan, petani di sini tidak bisa bersantai. Bahkan ketika mereka menunggu waktu, bisa saja kehabisan stok air. Jika tidak ada air, maka mereka tidak bisa tanam.

“Hujan ndak ada kita gak bisa tanam, kalau petani menunggu gak tanam. Sumber air kita kecil,” ucapnya.

Itulah sebabnya petani setempat memilih varietas padi M70. Varietas ini memiliki umur yang pendek, sehingga petani bisa panen dengan cepat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini