PATI – Mondes.co.id | Tanaman tembakau kian diminati petani di Kabupaten Pati.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan luas lahan yang ditanami komoditas tersebut.
Peningkatan luas lahan tanaman tembakau telah terjadi selama beberapa tahun belakangan ini.
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, di tahun 2021 lahan tembakau hanya seluas 224 hektar.
Kemudian, pada 2024 naik hampir tiga kali lipat hingga menjadi seluas 938 hektar.
“Di tahun 2021 ada 224 hektare, kemudian 2022 capai 328 hektar, kemudian 2023 jadi 376 hektar, kemudian 2024 mencapai 938 hektar. Artinya kalau melihat data itu tahun 2023 ada kenaikan signifikan. Dari 376 menjadi 938 hektar,” jelas Sugiharto selaku Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHBun) Dispertan Kabupaten Pati, belum lama ini.
Lebih lanjut, pertambahan luasan tanam tembakau juga diperkirakan terjadi pada 2025 ini.
Menurutnya, peningkatan ini terjadi karena tembakau dinilai menjanjikan bagi para petani.
“Di tahun ini, informasi rencananya ada kenaikan lagi dari tahun kemarin. Informasi yang kami dapatkan dari petani tembakau yang tergabung Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI),” ucapnya.
Sugiharto menyampaikan, pihaknya mendapatkan informasi berbagai tempat mulai mengalami peningkatan luas tanam dibandingkan dengan tahun kemarin, meskipun saat ini belum selesai musim tanam.
Diperkirakan lahan tembakau menjadi 1.000 hektar lebih.
“Ada beberapa indikasi yang menyatakan bahwa di tempat tertentu ada kenaikan luas tanam dibandingkan tahun kemarin. Kalau musim seperti ini, kalau hujan tidak sepanjang tahun, mudah-mudahan ada kenaikan. Tahun 2025 lebih dari 938 hektar, kemungkinan di atas seribu hektare,” tuturnya
Diketahui sebelumnya, Dispertan Kabupaten Pati memprediksi luas tanam tembakau bisa naik berkali-kali lipat. Namun hal ini terhalang kondisi cuaca saat ini.
“Ilustrasi di awal kemarin sebelum hujan terus kita optimis bisa 2 ribu hektar. Tapi karena ini kita lihat petani masih tanam terus,” paparnya.
Sugiharto menambahkan, separuh lebih wilayah di Bumi Mina Tani ditanami tambakau.
Padahal sebelumnya, hanya beberapa kecamatan saja yang memproduksi komoditas ini.
“Awal-awal banyak di Jaken, Winong, Jakenan, Pucakwangi, Batangan, sekarang sudah di 14 kecamatan. Itu yang sudah ada tanamannya,” tutup pria dengan sapaan Gi’.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar