JEPARA – Mondes.co.id | Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jepara kembali menggelar acara Jagong Bareng.
Pada diskusi kali ini, mengangkat tema “100 Hari Kerja Bupati Jepara”.
Kegiatan ini digelar di Aula Sultan Hadlirin, Lantai III, Gedung OPD Bersama, semalam.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk diskusi terbuka, menghadirkan narasumber Anik Solikhatun (Pengamat Kebijakan Publik, Demisioner KPU Jepara, dan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah) serta Ketua DPRD Jepara, Agus Sutisna. Acara dipandu Sekretaris PWI Robi Sani.
Hadir pula anggota DPRD Jepara, kalangan akademisi, PWI, organisasi mahasiswa, aktivis, jajaran OPD, organisasi kemasyarakatan, hingga tokoh-tokoh masyarakat Jepara.
Salah satu akademisi dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, Maya Dina, menyampaikan apresiasinya atas kinerja cepat tanggap yang ditunjukkan Bupati Jepara dalam 100 hari pertama masa jabatan.
Ia mencontohkan penanganan cepat atas keluhan masyarakat terkait kondisi Pasar Jepara Dua yang sebelumnya kumuh, kini menjadi bersih dan tertata.
“Saya sempat berkomentar di media sosial dan langsung mendapat respon dari Bupati. Ini sangat saya apresiasi. Pasar Jepara Dua saat dikeluhkan masyarakat langsung dibersihkan dan ditangani secara intens. Ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari gaya kepemimpinan yang responsif,” ujarnya.
Meski demikian, Maya juga berharap agar ke depan pemerintah daerah menghadirkan pasar inklusif yang ramah terhadap penyandang disabilitas.
Menurutnya, saat ini belum ada pasar tradisional di Jepara yang mampu mengakomodasi kebutuhan kaum disabilitas secara optimal.
“Kalau bisa, ke depan ada prototipe pasar tradisional untuk disabilitas, agar mereka bisa berbelanja dengan nyaman sampai ke dalam pasar,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Witiarso Utomo menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menjalin sinergi dengan pemerintah provinsi maupun pusat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jepara.
“Butuh usaha yang keras dalam pendekatan ke provinsi dan pusat. Tapi demi kepentingan masyarakat, hal itu harus dilakukan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati juga mengungkapkan bahwa tahun ini Pemerintah Kabupaten Jepara akan merevitalisasi tiga pasar tradisional, dan lima pasar tambahan direncanakan untuk direvitalisasi pada tahun berikutnya.
“Mudah-mudahan dalam lima tahun, kami bisa mewujudkan Jepara yang Makmur, Unggul, Lestari, dan Religius (MULUS),” tandasnya.
Anik Solikhatun menilai, Program 100 Hari Kerja Mas Wiwit-Gus Hajar sudah bagus, tetapi perlu evaluasi dan memantapkan program yang dijalankan.
Dicontohkan Anik Solikhatun, seperti program Ngantor di Desa yang menurutnya bersifat seremonial. Aspirasi masyarakat harus diselesaikan secepatnya.
“Sudah bagus program kerja Mas Wiwit dan Gus Hajar, fokus utama harus mengena langsung ke masyarakat,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Mas Wiwit mengungkapkan, program Bupati Ngantor di Desa bertujuan mempererat hubungan antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah desa serta masyarakat.
Selain itu, program tersebut bisa jadi wadah dalam menjaring aspirasi warga, menggali potensi desa, serta mendekatkan pelayanan publik ke tengah-tengah masyarakat.
“Ini bukan sekadar kunjungan seremonial saja, tetapi ke depannya program ini akan berjalan secara berkelanjutan dan diharapkan benar-benar mendatangkan manfaat bagi pembangunan di desa,” ungkapnya.
Ketua DPRD Jepara Agus Sutisna, menjelaskan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sudah tertuang pada 2024 sebelum Bupati dan Wakil Bupati dilantik. Agus Sutisna mendukung Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Jepara.
“Kami mendukung Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati. Tupoksi kita sebagai kontrol dan evaluasi,” terangnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar