TRENGGALEK – Mondes.co.id | Salah satu upaya nyata negara melakukan penanganan pasca bencana yakni menyiapkan lahan sebagai titik relokasi warga terdampak.
Hal itu, sebagaimana yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek bagi keluarga korban tanah longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan beberapa waktu lalu.
Setelah lahan disediakan, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan memfasilisitasi infrastruktur huniannya.
Sekretaris Daerah Trenggalek Edy Supriyanto mengatakan, hal ini sesuai instruksi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau lokasi tanah longsor.
Maka, Pemkab segera menindaklanjutinya dengan mencari lahan untuk relokasi yang aman.
“Sesui intruksi ibu gubernur, segera tindak lanjuti dan sekarang masih proses mencari lahan yang layak untuk menjadi tempat relokasi. Tentu harapannya yang lebih aman dari potensi bencana,” sebut Sekda Trenggalek saat dihubungi Mondes.co.id.
Menurut dia, proses penentuan lahan (untuk relokasi) tidak boleh gegabah, sebab harus mempertimbangkan beberapa aspek.
Mulai dari keamanan, dukungan sosial hingga akses masyarakat terhadap pekerjaan yang dijalankan sehari-hari benar-benar terfasilitasi.
“Koordinat titik lokasi pastinya masih belum ditentukan. Sekarang dalam tahap identifikasi bersama Kepala Desa, Pak Camat dan masyarakat, guna memastikan area yang paling tepat,” imbuhnya.
Pemerintah, lanjut Edy, sesegera mungkin mengupayakan ketersediaan lahan, termasuk opsi agar tetap berada di wilayah Desa Depok.
Sehingga masyarakat bisa lebih mudah dalam beradaptasi, serta tidak perlu meninggalkan kultural mereka.
Dikarenakan pemerintah daerah tidak memiliki aset lahan di wilayah Desa Depok, sehingga diperlukan langkah pembebasan tanah dengan membeli milik warga.
“Beberapa waktu lalu sudah ada yang menawarkan, termasuk tingkat keamanan dan sebagainya. Namun harus dipastikan dulu tanah status kepemilikannya,” ujar Edy.
Dirinya menambahkan, tim juga terus melakukan analisa serta pendataan jumlah warga yang harus direlokasi ke tempat yang baru. Terutama yang rumahnya tertimbun, sebab tidak mungkin lagi tinggal di sana.
“Tim terus bekerja, sekalian pendataan jumlah warga yang direlokasi,” tandasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya telah terjadi bencana tanah longsor berskala besar terjadi pada Senin (19/5/2025) di RT 16, RW 7, Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan.
Setidaknya ada sepuluh rumah penduduk terdampak, tiga di antaranya tertimbun total. Enam orang meninggal dunia menjadi korban tertimbun material.
Selain di RT 16, juga terdapat sejumlah titik longsor di lokasi lain.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar