Cerita Nurcahyo, Seorang Wartawan Jadi Mualaf karena Kisah dan Sejarah Islam

waktu baca 3 menit
Kamis, 27 Mar 2025 13:49 0 316 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Pintu hidayah kepada seseorang bisa datang dari mana dan kapan saja.

Hal ini sebagaimana cerita Nurcahyo Adianto (42), seorang wartawan di media online saat memutuskan untuk masuk Islam. Bagaimana kisahnya?

Nurcahyo, merupakan kelahiran Semarang dan saat ini tinggal di Perumahan Kwasharjo.

Berada di lingkungan mayoritas memeluk agama Islam, sedikit banyak membuatnya penasaran untuk belajar mengenai Islam.

“Ia teman-temen dulu banyak yang Islam. Kemudian bercanda-canda untuk mengajak salat Jumat, akhirnya sekarang masuk Islam,” ungkap Nurcahyo, Kamis (27/3/2025).

Nurcahyo, memilih memeluk Islam pada usia 40 tahun, tepat sebelum bulan Ramadan atau 2 tahun lalu.

Keputusan itu ia ambil tanpa paksaan, melainkan dari kesadaran pribadi setelah sering mendengar cerita tentang Islam dari tetangga depan rumah.

Ia menjelaskan, setiap Senin dan Selasa malam, tetangganya mendatangkan seorang ustaz untuk belajar mendalami agama.

Mereka mengaji dan bercerita tentang kehidupan dalam sudut pandang Islam.

“Akhirnya, saya secara tidak sengaja juga ikut mendengar obrolan-obrolan mereka. Bahkan, terkadang saya ikut ngumpul dengan tetangga yang membahas sejarah nabi dan Islam,” ujarnya.

Secara kebetulan, sering muncul lagu-lagu Islam di media sosial miliknya. Sehingga secara tidak langsung mempengaruhi pemikirannya.

“Dari situ, saya mulai mencari tahu lebih banyak, hingga hati saya tergerak,” ujarnya.

Momen penting terjadi saat Natal 2022. Tepat ketika ibunya bertanya mengapa ia tidak ikut perayaan, Nurcahyo dengan mantap menjawab ingin masuk Islam.

Sang ibu tidak keberatan, hanya berpesan agar tidak berpindah keyakinan lagi dan mendalami ibadah Islam dengan sungguh-sungguh.

BACA JUGA :  Dua Napi Teroris di Lapas Pati Dapatkan sertifikat Khatam Alquran

Sebelum memeluk islam, pria dari empat bersaudara ini juga diajak ustaz untuk mencoba salat jumat.

Akhirnya, ia mengikuti salat jumat seperti yang disarankan oleh ustaz yang akan membimbingnya.

“Saya kan belum bisa, tapi ustaz saya bilang tidak apa-apa. Mengikuti gerakan orang yang di barisan depan saja,” ujarnya.

Nurcahyo memutuskan memeluk agama Islam pada tahun 2023 sebelum Ramadan.

Setelah menjadi Muslim, Nurcahyo semakin rajin belajar salat dan mengaji.

Ia juga merasakan perubahan besar dalam dirinya.

“Dulu saya mudah emosi, sekarang tidak emosian. Hati saya terasa lebih tentram, merasa lebih sabar,” katanya.

Ia menyebutkan, kakak pertamanya merupakan seorang mualaf juga. Namun, ia menegaskan bahwa kakak pertamanya tidak mempengaruhi keputusan untuk menjadi mualaf.

“Saya menjadi mualaf karena keinginan pribadi. Atas kesadaran sendiri,” tegasnya.

Uniknya, setelah menjadi mualaf, ia langsung menghadapi Ramadan. Meski baru mengenal Islam, ia mencoba berpuasa dan hanya bolong satu hari.

“Ustaz saya bilang kalau kuat silakan puasa, kalau belum, tidak apa-apa. Tapi Alhamdulillah saya bisa menjalaninya,” kisahnya.

Ia juga mendapat saran dari sang ustaz agar tetap menggunakan nama aslinya, karena sudah memiliki nuansa Islam.

Kini, Nurcahyo bertekad untuk terus memperdalam ilmu agama dan berharap sesama mualaf bisa saling berbagi serta mendukung satu sama lain.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini