Nasi Ontel, Kuliner Khas Ramadan Pati Utara

waktu baca 2 menit
Rabu, 26 Mar 2025 14:36 0 315 Harold

PATI – Mondes.co.id | Saat bulan Ramadan, hidangan khas berbuka puasa selalu dinanti-nanti. Salah satu yang menjadi primadona di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, adalah Nasi Ontel.

Kuliner tradisional ini, tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat setempat.

Menu berbuka puasa Nasi Ontel ini dapat ditemui di Kafe Rumah Cerita yang berlokasi di Desa Tayu Kulon, Kecamatan Tayu.

Saat memasuki kafe ini, pengunjung akan disuguhi pemandangan tempo dulu dan gaya arsitek khas Hindia Belanda.

Owner Kafe Rumah Cerita, Agil Putra Winarto mengatakan, nasi ontel sendiri terbuat dari jantung pisang yang diolah dengan santan.

“Lalu dicampur dengan sambal yang tentunya sesuai dengan selera. Nasi ontel ini santapan sayur yang ditemani dengan tempe maupun telur goreng,” imbuh pria berusia 34 tahun itu, Rabu (26/3/2025).

Setiap porsi nasi ontel yang ditawarkan sangat terjangkau, yakni Rp15 ribu per porsi.

Dalam sehari, 50 porsi ludes disuguhkan kepada pelanggan untuk membatalkan puasa di bulan suci Ramadan.

Kuliner tradisional nasi ontel tidak hanya digemari warga lokal saja. Namun juga diburu pecinta makanan dari kabupaten tetangga seperti Kudus, Blora, hingga Jepara.

Selain menu nasi ontel, kafenya juga menyediakan menu lainnya yang bisa menjadi santapan untuk berbuka puasa. Yakni ada nasi mangut kepala manyung dan sambal jeruk ikan tongkol dengan harga yang terjangkau.

“Kalau untuk minuman andalan di sini ada kopi susu gula aren harganya Rp18 ribu,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Gegara Korsleting Listrik, Satu Rumah di Tayu Ludes Terbakar

Lebih lanjut, Agil mengatakan sengaja mengangkat menu yang terkesan jadul itu. Sebab hal ini sesuai dengan konsep kafe yang mengangkat tema zaman dahulu atau tempo dulu.

“Kita ingin pengunjung bisa menikmati makanan dengan suasana rumah desa, dan masyarakat tradisional,” tuturnya.

Bagi masyarakat Tayu, nasi ontel bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan.

Tak jarang, hidangan ini disajikan saat berkumpul bersama keluarga, seperti saat bulan Ramadan seperti sekarang ini.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini