Puluhan Tangki Bantuan Air Bersih Telah Disalurkan ke Desa Terdampak Kekeringan

waktu baca 2 menit
Selasa, 30 Jul 2024 17:30 0 624 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Bulan Juli menuju Agustus 2024 diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai puncak musim kemarau di Indonesia.

Kondisi ini pun terjadi begitu parah dampaknya di Kabupaten Pati, sehingga menyebabkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapkan situasi siaga darurat kekeringan.

Menurut penuturan Kepala BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, keadaan yang terjadi di Kabupaten Pati cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, telah ada lima desa yang mengalami kekeringan dan kini sudah memohon bantuan pasokan air bersih dari pemerintah daerah (Pemda).

Desa-desa itu antara lain Desa Tambahagung Kecamatan Tambakromo, Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi, Desa Mantingan Tengah, Desa Tambahmulyo, dan Desa Tondokerto Kecamatan Jakenan.

“Juli dan Agustus menurut BMKG puncaknya musim kemarau, ini dibuktikan dengan beberapa wilayah sudah mengalami kekeringan dan sudah kami dropping bantuan air bersih. Sejak 24 Mei sudah mulai dropping yang pertama Tambahagung, Mantingan Tengah, Tambahmulyo, Tondokerto, dan Triguno,”sebutnya di hadapan awak media, Selasa (30/7/2024).

Pihaknya memberikan perhatian kepada masyarakat yang sedang mengalami kelangkaan pasokan air bersih di beberapa wilayah. Bahkan, BPBD Kabupaten Pati sudah mendistribusikan 53 tangki air untuk masyarakat yang berada di Bumi Mina Tani.

“Desa-desa itu yang sudah kita atensi. Kami sudah dropping 53 tangki. Bukan hanya kami, tapi ada atensi dari relawan Kembangjoyo dan PMI (Palang Merah Indonesia) yang sudah salurkan air bersih. Kalau ketentuan sudah ada lebih dari tiga desa mengalami kekeringan maka kami harus siaga darurat, bahkan bisa saja kita tingkatkan tanggap darurat kekeringan,” jelasnya.

BACA JUGA :  Sejumlah Lahan di Kawasan Kendeng dan Muria Beralih Fungsi, Bencana Dikhawatirkan Mengintai 

Menurutnya, ketika telah ada lebih dari tiga desa mengalami kekeringan, maka wilayah tersebut sudah mulai tingkat siaga darurat kekeringan. Oleh sebab itu, Pemda perlu membantu masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih.

Lebih lanjut, manakala ketersediaan anggaran di BPBD Kabupaten Pati tidak cukup untuk membantu masyarakat, maka pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menggandeng pihak dunia usaha membantu kekeringan. Hal ini pernah dilakukan pada kekeringan parah di tahun 2023.

“Manakala anggaran ternyata tidak cukup membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar air bersih, maka kita akan libatkan perbankan dan dunia usaha untuk membantu kekeringan seperti tahun lalu, yang mana masyarakat banyak yang terlibat secara armada. Bahkan, selama ini berkat bantuan relawan, tangki air yang disalurkan sudah ada peningkatan,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini