PATI – Mondes.co.id | Suasana sejuk terasa sekali di Jalan Raya Pati-Gembong, Desa Wonosekar, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati.
Pohon-pohon dengan daun yang rimbun menaungi jalanan yang sedikit menanjak itu, dengan medan yang agak sedikit menikung.
Lokasi itu dikenal luas sebagai tanjakan Trowelo.
Titiknya berada di sekitar satu kilometer sebelah timur SMPN 1 Gembong.
Siapapun yang melintas di jalanan ini akan senang, karena sangat terasa hawa adem.
Bila pengendara datang dari arah Pati Kota, tentu akan terasa sekali suasana adem di jalanan tersebut.
Namun, saat malam hari, suasana adem di jalanan tersebut bakal berubah. Pengendara yang melintas bakal merasa merinding, terutama saat menjelang tengah malam.
Tanjakan Trowelo ini dikenal seram. Di sisi sebelah utara tanjakan ini, terdapat pohon beringin yang diyakini sudah berusia ratusan tahun.
Konon, pohon ini merupakan sarang makhluk halus yang terkadang mengganggu pengendara yang melintas, hingga mengalami kecelakaan.
Bahkan ada yang menyebut jika di tempat itu terdapat sebuah kerajaan gaib.
“Katanya banyak hal mistis di sana. Ada yang menyebut tempat kerajaan gaib di sana,” kata Abdul, salah seorang warga Gembong.
Hal senada juga diungkapkan Udin, seorang warga Gembong lainnya. Dirinya banyak mendengar cerita-cerita mistis di tempat tersebut.
“Kalau di sana (tanjakan Trowelo) memang tempatnya hal mistis. Banyak yang cerita. Namun hanya cerita-cerita saja. Kalau saya sendiri memang tidak pernah melihat penampakan. Tapi kalau surup (menjelang maghrib) itu suasananya beda. Terasa hawa mistisnya,” ungkap pria yang bekerja di sebuah kantor dinas di lingkungan Pemkab Pati ini.
Banyak cerita, lanjut Udin, seperti ada yang melihat penampakan kepala saja tanpa badan di tempat tersebut.
Menurut orang-orang, yang menjadi titik mistis di sana terletak di sekitar pohon beringin besar.
“Ya titiknya itu memang di pohon beringin tersebut. Dulu juga ada yang cerita, sopir angkutan dari Semarang istirahat di sebuah minimarket. Padahal di sana tidak ada apa-apa, hanya pohon-pohon dan kebun,” lanjutnya.
Diketahui, lokasi tersebut memang minim penerangan, ditambah dengan banyaknya pepohonan.
Hal itulah yang menambah kesan horor saat melintas malam-malam. Apalagi saat tengah malam, di mana jumlah pengendara berkurang.
Meskipun begitu, lokasi tersebut merupakan saksi bisu sejarah perjuangan revolusi kemerdekaan.
Dikutip dari berbagai sumber, lokasi tersebut menjadi saksi perjuangan para gerilyawan dalam menghadapi agresi militer II Belanda pada 1948-1949.
Trowelo merupakan jalan utama tentara gerilya yang dikenal dengan Pasukan Macan Putih untuk menuju Markas Komando Muria.
Trowelo merupakan lokasi di mana Kapten Ali Mahmudi tewas, sosok pemimpin pasukan gerilya di wilayah Pegunungan Muria.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar