Banjir di Pati Menggenangi 10 Kecamatan

waktu baca 3 menit
Jumat, 15 Mar 2024 09:43 0 1008 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Kabupaten Pati dilanda banjir akibat hujan yang mengguyur deras tanpa henti sejak Rabu, 13 Maret 2024. Akibatnya sepuluh kecamatan terendam air.

Perlu diketahui, sebanyak sepuluh wilayah itu di antaranya Kecamatan Batangan, Dukuhseti, Gabus, Jakenan, Juwana, Kayen, Pati, Sukolilo, Tambakromo, dan Tayu.

Permukiman penduduk, jalan raya, dan lahan pertanian pun terkena genangan air.

Sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Jakenan, tepatnya di Desa Glonggong, yang mana arus kendaraan macet lantaran jalan utama kebanjiran. Terpaksa beberapa kendaraan memilih putar arah mencari jalur lain yang lebih aman.

Salah seorang warga setempat, Supri (50) mengungkap bahwa kedatangan banjir terjadi sejak Kamis, 14 Maret 2024 dini hari. Kemudian pada siangnya, kenaikan air begitu cepat sehingga ketinggian mencapai setengah meter.

“Air tambah cepat, kalau tidak hujan lagi dua hari baru surut,” katanya kepada Mondes.co.id.

Masih di kecamatan yang sama, tepatnya Desa Bungasrejo, area pertanian penduduk sempat digenangi air pada Februari kemarin. Namun, bagi penduduk setempat, kerugian tak terlalu besar.

“Kerugian tidak begitu besar. Sekitar dua hektar sawah yang belum dipanen,” kata Wasi Sudar selaku Kepala Desa.

Namun, ia tetap takut jika banjir kembali naik, akibat hujan yang tak berhenti mengguyur. Maka dari itu, ia berharap supaya intensitas hujan menurun agar rumah warganya aman.

Di samping itu, salah satu titik parah lainnya di Bumi Mina Tani terdapat di daerah Pati bagian Utara, tepatnya di Kecamatan Tayu. Ratusan rumah warga tergenang banjir sejak Sabtu, 9 Maret lalu.

BACA JUGA :  Rayakan Iduladha, Lapas Pati Bagikan Daging Kurban Pada Keluarga WBP dan Masyarakat

Berdasarkan informasi yang dipaparkan Camat Tayu, Imam Rifai, terdapat 265 rumah penduduk yang diterjang banjir. Lokasinya berada di Desa Tunggulsari sebanyak 258 rumah dan Desa Tayu Wetan dengan 7 rumah. Sementara, banjir yang menerjang Desa Margomulyo membanjiri teras saja.

Atas adanya bencana tersebut, warga setempat enggan mengungsi. Mereka tetap memilih tinggal di kediaman masing-masing.

“Sampai sekarang ini seluruh warga berada di rumah. Warga masih bertahan alias tidak ada yang mengungsi,” ungkapnya kepada awak media.

Sebelumnya, pada Sabtu lalu, Kecamatan Dukuhseti juga dilanda banjir akibat meluapnya Sungai Kernen. Sehingga Desa Wedusan, Banyutowo, Tegalombo, Dukuhseti mengalami bencana alam banjir imbas luapan sungai.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, banjir terjadi akibat sedimentasi bibir Sungai Kernen.

“Kerusakan hutan dan alih fungsi hutan lindung menjadi lahan tanaman semusim, jagung, dan ketela menyebabkan sedimentasi di alur sungai semakin parah, membuat sungai menjad dangkal dan sempit. Ditambah curah hujan deras dan durasi yang lama,” jelas dia.

Ujung utara Pati tergenang, begitu pula kecamatan di ujung selatan Pati, yakni Sukolilo. Terpantau Desa Kasiyan, Kecamatan Sukolilo mengalami banjir sejak Kamis sore.

Menurut Babinsa Desa Kasiyan, Sertu Ahmad, meluapnya anak Sungai Juwana lantaran intensitas hujan tinggi berdurasi lama, mengakibatkan areal persawahan dan permukiman warga terendam banjir.

Sebanyak 57 rumah dengan 70 Kepala Keluarga (KK) dengan total 224 jiwa terdampak oleh adanya banjir akibat hujan selama empat hari non stop.

Ketinggian air di kawasan permukiman warga kini sudah mencapai 25 sentimeter. Sedangkan, ketinggian air yang melanda areal pertanian sudah mencapai 70 sentimeter, sehingga tanaman padi pun terendam banjir.

BACA JUGA :  Benarkah Vaksin Covid-19 Berbayar Mulai Tahun Ini?

“Jumlah rumah di Dukuh Penggingwangi RT 02/RW 03 berjumlah 66 bangunan dengan 89 KK yang totalnya 249 jiwa. Sedangkan rumah yang terendam banjir ada 57 bangunan dengan 70 KK yang diisi 224 jiwa,” urainya.

Selain itu, lalu lintas yang kerap menjadi jalur alternatif Pati-Kudus melalui desa tersebut tersendat. Pasalnya, genangan yang terjadi di jalan itu sudah mencapai 40 sentimeter, jelas kendaraan roda dua tak mampu melintasi jalan raya tersebut.

“Arus lalu lintas kurang lancar. Awalnya masih bisa lewat, kalau masih hujan terus kemungkinan besok sepeda motor sudah gak bisa lewat,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini