Jepara Selalu Surplus 27 Ton Beras Setiap Panen

waktu baca 2 menit
Kamis, 23 Mar 2023 06:23 0 975 mondes

JEPARA – Mondes.co.id | Kabupaten Jepara mengalai swasembada beras setiap kali panen. Tercatat sedikitnya 27 ribu ton beras surplus setiap kali panen tiba.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Diyar Susanto.

Menurutnya, Jepara dengan hamparan lahan pertanian seluas 25 sampai 26 ribu hektar, setidaknya setiap kali panen menghasilkan 160 ribu Ton lebih beras.

Sedangkan, kebutuhan masyarakatnya berkisar 133 ribu ton.

Artinya, jerih payah petani Jepara berbuah hasil, bahkan melebihi sekup kebutuhan masyarakat yang berjumlah 1,258 juta jiwa.

“Kita surplus beras, mencapai 221 ribu Ton gabah kering yang apabila dikonversikan dalam bentuk beras menjadi 160 ribu sekian Ton,” papar Diyar, Kamis 23 Maret 2023.

Hanya saja, produktifitas seangkatan Padi seperti Jagung, Ketela dan Kedelai tidak berbanding lurus.

Ketiganya sulit untuk komoditaskan secara besar-besaran oleh petani Jepara.

Meskipun, menurut Diyar, kedelai memiliki nilai yang menjanjikan.

Pada prosesnya, produktifitas Padi, Jagung, Ketela dan kedelai yang dilakukan Petani dinilai mengalami degradasi.

Sebab, sumber daya manusia (sdm) petani semakin menurun. Sehingga, potensi krisis pangan di Jepara turut diwaspadai.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Haizul Maarif menyampaikan, kehadiran pabrik dan garmen atau tawaran dari luar yang lebih menjajikan, berpotensi menurunkan minat masyarakat Jepara untuk bertani.

“Tidak menutup kemungkinan dari 1.220 kelompok tani dengan penggolongan gabungan kelompok tani (gapoktan) sebanyak 80 sekian, apabila peroleh tawaran lebih menjajikan akan menarik diri dari Jepara,” tutur Gus Haiz.

BACA JUGA :  Happy Asmara dan Gilga Sahid Dijadwalkan Manggung di Jepara Saat Hari Sumpah Pemuda

Ihwal potensi minimnya petani, Gus Haiz akan berupaya untuk memberikan beasiswa bagi anak didik (masyarakat Jepara) yang berada di jurusan pertanian.

Hal tersebut, bertujuan selain regenerasi petani juga salah satu langkah untuk menghindari krisis pangan dalam jangka waktu yang panjang. (Ar/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini