Disdagperin Pastikan Alat Ukur Valid, SPBU Tlogowungu Tidak Curang

waktu baca 2 menit
Selasa, 13 Des 2022 05:55 0 582 mondes

PATI – Mondes.co.id | Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, mengungkapkan jika alat standar bejana ukur yang dipergunakan dalam pengukuran tera SPBU di Tlogorejo, Kecamatan Tlogowungu, sangat bisa dipertanggungjawabkan kevalidan datanya.

Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Metrologi Disdagperin Kabupaten Pati, Arip Adi Purnomo mengatakan, dalam Undang-undang Metrologi Legal Nomor 2 Tahun 1981, masa kalibrasi itu memang diberlakukan selama satu tahun sekali.

Maka dari itu, dirinya sangat yakin jika bejana ukur yang dimiliki oleh UPT Metrologi Disdagperin Kabupaten Pati tidak ada kesalahan.

“Bejana ukur yang kita miliki itu setiap tahun pasti dikalibrasi di Direktorat Metrologi Bandung. Dapat dipastikan bejana ukur tersebut bisa dipertanggungjawabkan hasilnya,” ujarnya, Selasa 13 Desember 2022.

Sebelumnya, dugaan kasus pemerasan oleh wartawan gadungan di SPBU Tlogorejo, mencuat di sejumlah media massa.

Kasus itu bermula, saat wartawan abal-abal berdalih jika pengisian BBM tidak standar (hanya keluar angin saja). Kemudian dua orang yang mengaku awak media itu mengancam memberitakan, kalau pihak SPBU tidak memberikan uang tunai Rp 15 juta.

Hal ini, memacu Disdagperin untuk melakukan sidak di SPBU tersebut, Senin 12 Desember 2022. Hasilnya, apa yang dijadikan ‘senjata’ wartawan bodrek untuk melakukan pemerasan, hanyalah hoaks semata.

Dalam uji alat ukur di SPBU, dilakukan sebanyak tiga kali, dan dalam pengujiannya itu angka masih dibatas toleransi. Artinya, pom bensin tersebut tidak menyalahi aturan dalam pengisian BBM kepada konsumen.

Dalam pengujian yang pertama tertera minus (-) 70 ml, lalu berlanjut dipengujian kedua minus 50, dan pada pengujian terakhir tertera minus 40.

BACA JUGA :  Drainase Alun-alun Kembangjoyo Bakal Ditambah

“Kita uji alat ukur, kita cek tanda tera masih berlaku pengujian volume BBM, masih masuk toleransi mulai 0 sampai 100 ml per 20 liter dari pertalite menunjukkan batas toleransi,” tandasnya. (Dy/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini