Sumur Gemuling dan Kemandragunaan Dalang Sopo Nyono

waktu baca 2 menit
Minggu, 20 Nov 2022 06:38 0 2127 mondes

PATI – Mondes.co.id | Di Dukuh Bantengan, Desa/Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, ada sebuah sumur unik yang selalu dikunjungi peziarah untuk ngalab (mencari) berkah. Tempat tersebut bernama Sumur Gemuling.

Sumur Gemuling terletak 12 kilometer di bagian utara pusat Kota Pati. Lokasinya bisa ditempuh dalam kurun waktu 19 menit perjalanan dengan menggunakan sepeda motor.

Meski memiliki keistimewaan bagi yang percaya. Namun tidak banyak yang tahu, jika sumur satu ini memiliki kisah menarik untuk disimak.

Sutomo warga Bantengan mengisahkan, Sumur Gemuling dulunya adalah sumur biasa untuk mengairi kebun semangka milik Raden Kembang Joyo.

“Kebun semangka itu dijaga oleh dua orang abdi Raden Kembang Joyo yang bernama Sabdo Palon dan Noyo Genggong,” ujarnya di lokasi, Minggu 20 November 2022.

Cerita berubah, ketika Dalang Sopo Nyono melarikan diri dari kejaran tentara Kerajaan Carangsoko, lantaran melarikan diri putri Adipati Carangsoko.

“Sesampainya di kebun semangka. Dalang Sopo Nyono dan sang putri beristirahat sejenak untuk melepas lelah,” tutur Sutomo.

Karena sang putri kehausan, Dalang Sopo Nyono pun berusaha mengambil air di dalam sumur. Apesnya, saat itu tidak ada timba di sekitar lokasi. Sehingga memaksa Dalang Sopo Nyono untuk mengeluarkan kesaktiannya.

“Namun, sumur itu di tengok tidak bisa di timba dan tidak ada tali untuk mengambil airnya untuk diminum, melihat keadaan itu sang dalang dengan kesaktiannya menggulingkan sumur tersebut dan mengalirkan air untuk diminum,” jelas Sutomo.

Hingga saat ini, keadaan sumur masih miring akibat ilmu kanuragan sang dalang. Oleh warga, peninggalan tersebut masih dijaga kelestariannya sebagai petilasan Dalang Sopo Nyono dan dinamai Sumur Gemuling.

BACA JUGA :  Perkuat Jiwa Sosial, Paguyuban CB Pati Salurkan Bantuan Air Bersih di Kawasan Kekeringan 

Berdasarkan budaya tutur, Sutomo menjelaskan, Dalang Sopo Nyono adalah dalang yang sangat terkenal dan sakti mandraguna pada saat masanya.

“Nah kenapa Mbah Dalang Lari, begini awal mulanya, Dalang Sopo Nyono saat itu sedang manggung di upacara pernikahan Putri Adipati Carangsoko,” sebutnya.

Hanya saja, pernikahan tersebut hasil dari penjodohan. Sehingga putri Carangsoko tidak suka dengan calon suaminya karena cacat dan buruk rupa.

Namun ceritanya berbeda, ketika sang putri melihat Dalang Sopo Nyono yang saat itu menggelar pertunjukan wayang kulit dalam acara pernikahan tersebut. Putri pun jatuh hati pada sang dalang.

“Kemudian sang putri Adipati Carangsoko itu kecewa atas perjodohan tersebut, lalu dibawa lari sama Dalang Sopo Nyono itu. Hingga akhirnya sampai di sini,” bebernya. (Tg/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini