PATI – Mondes.co.id | Dengan motivasi melestarikan budaya lokal ke generasi muda, memantik Yheni Aprilia Susanti (25) menekuni dunia seni dan mengajarkannya ke anak-anak.
Yheni sendiri merupakan seorang seniman yang punya kemampuan di berbagai jenis kesenian, mulai dari tari, karawitan, sinden, dan teater.
Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu melanglang buana melakukan perform seni di mana-mana, seperti event-event besar.
Namanya sudah familiar di dunia kesenian tradisional kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani.
Perempuan yang berdomisili di Desa Tambahmulyo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati itu aktif sekali dunia tari, bahkan Yheni kerap tampil menari di berbagai pementasan. Ia juga melatih kesenian tari kepada anak-anak di desanya hingga luar desa melalui sanggar yang didirikan.
“Murid paling kecil ada 3,5 tahun sampai usia SMA (Sekolah Menengah Atas), orang dewasa juga monggo. Karena kebetulan ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) juga sering minta tolong saya untuk melatih di acara 17 Agustusan, pentas seni sekolah, karnaval, maupun latihan buat kegiatan Natalan, baik di desa sini maupun luar desa,” ungkap perempuan pemilik Sanggar Prigel Bromastro tersebut.
Di samping itu, ketika ada hajat nikahan maupun acara kebudayaan, ia ditunjuk sebagai penari pengiring.
Bakat dan kemampuannya memadukan Ilmu Sentratasik dibuktikannya ketika menghidupkan suasana di setiap momen sakral.
Selain fokus di tari, Yheni pun aktif perform di dunia tarik suara.
Kerap kali ia didatangkan oleh berbagai pihak untuk mengisi acara bernyanyi genre Campursari.
Menurutnya, Campursari merupakan genre musik asli Indonesia, terutama dari Jawa.
“Motivasi saya yaitu melestarikan, karena banyak generasi muda yang lebih tertarik dengan budaya luar daripada budayanya sendiri. apalagi seni tarik suara atau vokal yang tidak banyak diminati, padahal itu merupakan salah satu aset budaya yang kita miliki,” ujar Yheni kepada Mondes.co.id, Kamis, 9 Oktober 2025.
Seni musik Campursari ini dibawakan oleh seorang sinden, sehingga Yheni pun menjalani peranannya sebagai sinden dalam membawakan kesenian musik yang memadukan unsur gamelan tersebut.
Ia memberikan nuansa klasik dalam belantika musik untuk mengenalkan sebuah tradisi ke masyarakat Kabupaten Pati.
“Karena sinden, khususnya di Pati sudah sangat jarang, ketertarikan saya bisa dibilang merupakan upaya melestarikan sinden di era gempuran anak muda yang lebih suka genre modern. Kebanyakan tampil di acara pewayangan sewaktu sedekah bumi,” urainya.
Yheni aktif mengikuti tour campursari di berbagai grup.
Ia bersama rekan-rekan sesama sinden bernyanyi di acara hajatan maupun pentas kesenian tradisional.
“Kalau pementasan di luar ikut grup campursari, ada Campursari Grobogan, Rembang, maupun Pati. Pernah sesekali sepanggung dengan bintang tamu Jawa Timuran,” ucapnya.
Wanita ramah dan periang itu mengutarakan kebanggaannya manggung bareng seniman-seniman ternama.
Ia pernah tampil satu panggung bareng Niken Salindry, hingga Cak Percil and The Genk.
“Semuanya berkesan menurutku, karena setiap pentas selalu ada pengalaman dan ilmu baru. Tapi terakhir kemarin sepanggung juga sama Niken Salindry, Cak Percil and The Genk, itu juga ga kalah berkesan, banyak ilmu baru,” tuturnya.
Perlu diketahui, perempuam kelahiran Pati, 23 April 2000 itu akrab dengan kesenian sejak kecil.
Yheni mulai menekuni sejak duduk di bangku sekolah.
“Kalau lingkup sekolah, mulai menekuni seni sejak usia 8 tahun. Tapi kalau di keluarga sejak kecil sudah belajar tentang seni, khususnya vokal dan tari,” kata Yheni.
Baginya upaya yang relevan mengasah kemampuan seni dengan sering mengapresiasi kesenian itu sendiri, serta menjadikan pengalaman pentas sebagai guru.
Menurutnya, seni harus dipraktikkan dengan all out, sehingga teori saja kurang lengkap jika mau belajar tentang seni.
“Sering apresiasi dan jadikan pengalaman sebagai guru. Pengalaman di lapangan akan berbeda dengan teori, dan sangat berharga untuk orang-orang seni, karena seni membutuhkan praktik bukan hanya teori,” pesannya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar