Wisatawan Disuguhkan Pengalaman Mengukir Sebelum Berangkat Karimunjawa

waktu baca 3 menit
Kamis, 6 Nov 2025 16:30 0 62 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Pemandangan berbeda terlihat di sekitar Pelabuhan Penyeberangan Pantai Kartini Jepara.

DBHCHT TRENGGALEK

Para wisatawan asing maupun lokal disuguhkan dengan atraksi para perajin ukir.

Bahkan, para wisatawan bisa berinteraksi dan mencoba langsung untuk mengukir, sembari menunggu pemberangkatan kapal ke Karimunjawa.

Melalui peluncuran Jepara Wood Carving Performance yang digelar di kawasan wisata Pantai Kartini Jepara, Kamis (6/11/2025).

Pemerintah bersama pelaku seni dan komunitas ukir berupaya menghadirkan pengalaman wisata edukasi ukir yang lebih menarik.

Bupati Jepara Witiarso Utomo menyebutkan kegiatan ini merupakan langkah nyata untuk memperkenalkan seni ukir kepada wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah.

Melalui kegiatan mengukir secara langsung, wisatawan tidak hanya dapat menikmati keindahan karya, tetapi juga belajar langsung proses pembuatan ukiran.

“Kita ingin wisatawan datang ke Jepara tidak hanya melihat, tapi juga merasakan pengalaman mengukir dan berbelanja pada produk ukiran karya khas Jepara,” kata Mas Wiwit, sapaan akrab Bupati Jepara.

Mas Wiwit juga menekankan pentingnya penataan kawasan wisata ukir ini dan lebih dipercantik, sehingga wisatawan tertarik.

Tak hanya itu, ia mengatakan konsep keberlanjutan harus menjadi tujuan utma, agar kegiatan ini tidak berhenti pada seremoni saja.

Melainkan tumbuh menjadi atraksi wisata yang menghidupkan ekonomi lokal dan UMKM serta mendorong kesejahteraan pengukir.

“Kalau dikemas menarik, wisatawan akan tertarik untuk berkunjung kembali sebelum menyeberang ke Karimunjawa,” tambahnya.

Pengelola Jepara Wood Carving Performance yang juga Ketua Yayasan Pelestari Ukir Jepara, Hadi Priyanto, menjelaskan kegiatan ini memang dirancang sebagai wadah edukasi dan pelestarian seni ukir.

BACA JUGA :  Ternyata Ini Penyebab Banyak Kasus Kematian DBD di Jepara

Mencakup kelas mengukir bagi wisatawan dan pelajar, serta ruang pamer untuk mempromosikan karya perajin lokal.

“Kami membuka dua kelas, yakni kelas wisatawan dan kelas pelajar, alasannya untuk kelas pelajar, semua sekolah tentu tidak punya guru ukir, jadi kami fasilitasi agar pelajar bisa belajar langsung dari perajin,” kata Hadi.

Untuk tarif sendiri, Hadi mengungkapkan, tersedia kelas untuk wisatawan dengan membayar Rp100 ribu per jam, sementara untuk pelajar Rp30 ribu dengan dua hingga tiga jam latihan.

Biaya tersebut untuk bahan baku atau media praktik dan honor instruktur.

Kegiatan tersebut, kata Hadi, akan dibuka setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Ini menyesuaikan dengan alasan tingginya arus kunjungan wisata ke kawasan Pantai Kartini pada hari tersebut.

Selain pelatihan, tersedia pula showroom kecil dan area atraksi mengukir agar wisatawan dapat menyaksikan langsung proses pembuatan karya.

“Kami bersyukur karena upaya pelestarian ini mendapat dukungan penuh dari Bupati. Harapannya, wisatawan yang datang ke Jepara, termasuk yang menuju Karimunjawa bisa melihat kehebatan seni ukir kita. Dari sini nanti juga bisa berkembang ke potensi lokal lain seperti tenun Troso,” imbuhnya.

Melalui kegiatan ini, seni ukir Jepara tidak hanya dipandang sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai identitas ekonomi kreatif yang mampu memperkuat posisi Jepara sebagai destinasi wisata unggulan yang terkenal hingga mancanegara.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini