dirgahayu ri 80

Wilayah Tadah Hujan, Petani Winong-Pucakwangi Andalkan Kacang Hijau di MT 3

waktu baca 3 menit
Kamis, 24 Jul 2025 11:07 0 99 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Musim Tanam (MT) 3 di beberapa wilayah tadah hujan Kabupaten Pati mengandalkan komoditas palawija.

Beberapa palawija itu di antaranya kacang hijau, jagung, maupun ubi.

Namun, mayoritas petani di wilayah Kecamatan Winong dan Pucakwangi mengandalkan komoditas kacang hijau, lantaran lahan begitu kering ketika sudah memasuki musim kemarau.

Apalagi, tidak ada irigasi yang diperoleh dari sumber mata air, kecuali hanya air hujan.

Menurut penuturan petani asal Desa Bumiharjo, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Suwardi, tanaman kacang hijau sangat cocok di daerahnya.

Pasalnya, musim tanam yang telah dilalui selama dua kali, yakni padi telah usai.

Itu sebabnya, giliran kacang hijau sebagai palawija andalan pada bulan April dan Mei.

“Winong dan Pucakwangi MT 3 nanam palawija, pilihan utama kacang hijau. Masa tanam di minggu terakhir April sampai Mei nyebar benih,” ujarnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Kamis (24/7/2025).

Suwardi pun menegaskan, lahan di daerahnya tak cocok untuk menanam padi selama tiga kali dalam setahun, seperti di daerah Kabupaten Pati bagian Utara.

Menanam kacang hijau pun harus menunggu masa panen padi, dengan keadaan lahan telah siap untuk disebar benih atau bibit kacang hijau.

“Kalau sekitar Winong dan Pucakwangi secara teknis tidak memenuhi kriteria, itu tapi itu turun-temurun. Sebelum padi di-combine, disebari bibit kacang hijau meski masih ada padinya, sorenya baru di-combine, kacang hijau bisa terlindas ban tleser (istilah combine di masyarakat setempat),” urainya.

Petani setempat umumnya menanam kacang hijau sejak April, hingga mereka memanen pada Juli.

BACA JUGA :  Warga Geram, Jalan Kabupaten di Dukuh Cendono Menuju Sambiyan Rusak Bertahun-tahun

Masa budi daya kacang hijau idealnya selama 70 hari.

Diketahui, luasan lahan pertanian di Desa Bumiharjo 120 hektar, yang hampir seluruhnya ditanami kacang hijau.

“Hampir seluruh Kecamatan Winong yang juga menanam kacang hijau, antara lain Desa Danyangmulyo, Kebolampang, Pagendisan, Karangkonang, Tanggel, Tawangrejo, Karangsumber, Pulorejo, Bumiharjo, Winong dan area utara lainnya. Sedangkan, wilayah lain seperti Godo, Gunungpati, Kropak, Kudur, Guyangan ditanami bervariasi ketika MT 3 seperti jagung, ubi madu, dan semangka,” paparnya.

Walau demikian, pihak Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati sempat mengusulkan kepada petani agar menanam padi di MT 3.

Bahkan, Dispertan Kabupaten Pati menawarkan bantuan pompa dan traktor.

“Dari awal Dispertan sudah memberi solusi supaya petani berani menanam padi lagi (MT 3), aktif banget, Dispertan bahkan mengimingi tanam padi dibantu pompa dan traktor. Tapi kami kan ga biasa padi-padi-padi, walau ada petani yag mencoba tanam ternyata hasilnya bagus,” terang Suwardi dengan bimbang.

Ia dan kawan-kawan mempertimbangkan arahan tersebut.

Mengingat, kondisi lahan tadah hujan di Kecamatan Winong minim pasokan sumber air.

Oleh sebab itu, ketika MT 3 mereka tetap memilih menanam palawija.

“Dinas mengajak (tanam padi) dengan beberapa penawaran di Winong dan Pucakwangi itu tidak lazim. Kalau padi kita perlu air, kita kan gak punya bendungan yang besar, semua mengandalkan pengairan dari langit,” ujarnya.

“Jadi kalau tanam padi bulan 5, orang berpikir berkali-kali, apalagi bulan 7-8 sudah masuk kemarau puncak,” pungkas Suwardi.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini