Wayang Tiga Malam di Yayasan Marga Langit, Panggung Lintas Generasi 

waktu baca 3 menit
Senin, 1 Des 2025 10:09 0 22 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Yayasan Marga Langit sukses menggelar pentas wayang kulit selama tiga malam berturut-turut di Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri.

DBHCHT TRENGGALEK

Kegiatan juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara Ali Hidayat dan sejumlah pejabat terkait.

Dalam sambutannya, Ali Hidayat mengatakan, kegiatan pementasan wayang ini memberikan harapan bahwa semangat pelestarian seni dan budaya akan terus menyala di kalangan generasi muda.

“Kami memberikan apresiasi pementasan wayang ini. Ini sekaligus menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap Seni dan budaya,” ungkap Ali Hidayat, Minggu (30/11/2025).

Apalagi, pentas budaya ini menjadi ajang unjuk kebolehan dan pelestarian budaya yang melibatkan puluhan siswa dari berbagai tingkatan usia, bahkan usia senja.

Acara dibagi menjadi tiga segmen pementasan dan dipusatkan di Yayasan Marga Langit dipadati oleh penikmat seni tradisi.

Ketua Yayasan KRT Hendro Suryo Kartiko, menyampaikan kegiatan ini merupakan puncak dari proses pembelajaran seni pedalangan, karawitan, dan waranggono yang rutin dilaksanakan di yayasan.

“Pentas tiga malam ini adalah bukti nyata komitmen kami dalam mencetak generasi penerus seni tradisi,” kata dia

Total sekitar 70 siswa terlibat, menunjukkan semangat luar biasa dalam melestarikan wayang.

Pentas dibuka pada Kamis (27/11/2025) malam dengan menampilkan Wayang Sandosa (wayang yang diiringi gamelan namun dalangnya tidak terlihat) oleh siswa-siswi alumni Yayasan Marga Langit.

Mereka membawakan lakon monumental “Banjaran Gatutkaca”, sebuah kisah kepahlawanan yang penuh makna.

Pertunjukan perdana ini memberikan kesempatan kepada para alumni untuk kembali berkontribusi dan berbagi pengalaman.

BACA JUGA :  Polres Trenggalek Gelorakan Gerakan Penghijauan Sejak Dini

Jumat (28/11/2025) malam, panggung didominasi oleh bakat-bakat muda dari tingkat TK dan SD.

Dengan penuh kelucuan dan kepolosan, mereka membawakan lakon Carangan (cerita pengembangan atau gubahan dari pakem) yang ringan namun menghibur.

Kepala Sekolah Budaya Ki Nuryanto, menekankan pentingnya menanamkan kecintaan pada wayang sejak dini, yang terbukti dengan antusiasme para siswa cilik ini.

Puncak acara berlangsung pada, Sabtu (29/11/2025) malam, menampilkan perpaduan unik antara siswa SMP, SMA, dan siswi luar biasa.

Pentas ini menjadi sangat spesial karena turut menampilkan dalang tertua dari Progo, seorang siswa luar biasa Yayasan Marga Langit berusia 75 tahun, yang juga membawakan lakon Carangan.

“Kehadiran beliau membuktikan bahwa semangat belajar dan berkesenian tidak mengenal batasan usia,” kata dia.

Secara keseluruhan, pentas ini melibatkan 25 dalang muda dan senior, didukung oleh sekitar 30 siswa waranggono (pesinden) dan 15 siswa karawitan.

Kesuksesan pagelaran ini tidak lepas dari peran para dewan guru yang membimbing siswa, antara lain Sarif Maulana dan Danar Yogi (pedalangan) Sri Mukti, Trika Ayu Wulandari, Kartini, dan Samsi Dwi Utami (waranggono), serta Kasbiso dan Totok Krido (karawitan).

Ki Hendro juga menyinggung kondisi pedalangan saat ini.

Banyak dalang muda yang bermunculan, banyak sanggar dan lembaga yang melakukan pendidikan, tapi antusiasme masyarakat terhadap seni pedalangan wayang kulit sangat kurang, disebabkan karena harga pertunjukan sangat tinggi dan faktor lainya.

“Kami berharap agar pemerintah ikut memberikan solusi kepada kami. Bisa melalui program Pepadi atau ke lembaga dalam bentuk kerjasama,” kata dia.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini