Foto: Wabup Trenggalek, Syah M. Natanegara (tengah berpeci) bersama aktivis KSB Kecamatan Bendungan (Mondes/Her) TRENGGALEK – Mondes.co.id | Pengukuhan Kampung Siaga Bencana (KSB) Kecamatan Bendungan dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Trenggalek, Syah Mohamad Natanegara.
Keberadaan KSB tersebut merupakan salah satu upaya antisipatif terjadinya dampak terjadinya kebencanaan.
Pasalnya, Trenggalek memang memiliki wilayah geografis yang cukup potensial (terjadi bencana).
Baik itu gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan lainnya.
Mengingat, Bumi Menak Sopal tidak terlalu jauh dari area pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia (Mega Trust) di Selatan Jawa.
“Pertemuan lempeng tersebut, bisa menghasilkan gempa bermagnitudo 8,7 SR yang cakupan dampaknya cukup luas. Kecamatan Bendungan yang hampir seluruh wilayahnya pegunungan dimungkinkan juga terkena imbas,” ungkap Syah.
Oleh karena itu, masih sambung dia, bebagai langkah dan strategi harus dipersiapkan dengan matang.
Apalagi, ancaman banjir, gempa, dan tanah longsor sulit diprediksi.
Sehingga, diperlukan pemahaman mengenai cara evakuasi mandiri dari titik rawan menuju zona aman.
Memastikan kesiapan tersebut, diberikan pelatihan, sekaligus peningkatan kapasitas sumber daya.
Salah satunya, melalui KSB ini disampaikan berbagai pengetahuan serta ketrampilan.
“Terutama dalam menghadapi situasi darurat, karena masyarakat perlu diberikan edukasi. Seperti tentang tanda-tanda awal sebelum bencana, kemudian apa yang harus dilakukan saat terjadi hujan deras,” imbuhnya, kemarin.
Yang tak kalah penting, lanjut Wabup muda itu, pemetaan terhadap daerah-daerah dengan tingkat kerawanan juga diperbaharui secara berkala.
Rute evakuasi harus diperjelas, serta mudah diakses seluruh masyarakat.
Koordinasi maupun komunikasi antar stakeholder mesti dijaga, baik antar instansi, Pemerintah, TNI, Polri maupun organisasi non pemerintah.
“Dalam situasi tertentu apalagi kedaruratan, komunikasi, koordinasi dan sinergitas sangat penting,” tandas Syah Natanegara.
Menurut mantan aktivis itu, ketersediaan logistik ataupun partisipasi aktif masyarakat seyogyanya selalu menjadi prioritas.
Sosialisasi dan edukasi terstruktur terus disampaikan guna membangun kepedulian bersama, agar tercipta budaya sadar bencana untuk keselamatan.
“Kesadaran dan kepedulian seluruh elemen merupakan kunci utama dalam upaya mitigasi bencana,” pungkasnya.
Editor; Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar