Viral Kasus Pelecehan dan Persekusi di Pabrik Garmen, Korban Ungkap Fakta Sebenarnya

waktu baca 2 menit
Minggu, 14 Des 2025 16:39 0 403 Vindi Agil

ILUSTRASI: Seorang pekerja wanita dipersekusi oleh puluhan warga (mondes/AI) 

 

PATI-Mondes.co.id | Kasus kekerasan serta pelecehan kepada EJS (inisial) seorang pekerja wanita asal Desa Ngawen di salah satu pabrik garmen di Margorejo oleh puluhan warga Dukuh Lumpur, Desa Bumirejo, akhirnya diungkap oleh korban.

 

Korban EJS yang menerima perilaku tidak mengenakan serta menghancurkan harkat, martabat, bahkan mentalnya tersebut terjadi pada Jumat, (12/12/2025) sore saat hendak keluar dari pabrik.

 

Ia mengungkapkan, jika permasalahan tersebut diduga timbul atas kasus tindak pidana 170 KUHP yang diterima oleh sang ayah berinisial A beberapa waktu lalu yang dilakukan oleh puluhan warga Dukuh Lumpur, Desa Bumirejo.

 

Setelah membawa permasalahan tersebut kepada pihak berwajib, puluhan pelaku yang melakukan pengeroyokan kepada A bersepakat damai dan akan mengganti biaya rumah sakit serta kerugian yang dialami A.

 

“Setelah melalui dua kali mediasi, para pelaku dan bapak saya tidak menemui kesepakatan nominal yang ditentukan karena bapak mengalami luka yang cukup berat hingga dirawat di Rumah Sakit selama 3 hari. Setelah keluar dari RS juga harus penyembuhan kurang lebih 1 bulan,” ujarnya langsung Sabtu, (13/12/2025) malam.

 

Belum disepakatinya titik temu tersebut selama kurang lebih 3 bulan, lantas EJS berusaha menghubungi perwakilan dari pihak para pelaku untuk mendapatkan kejelasan.

 

Dan EJS berkata bahwa ia dan sang ayah bersikukuh dengan nominal ganti rugi biaya perawatan yang telah dikatakan di awal mediasi.

 

Akan tetapi saat ditanya para puluhan pelaku pengeroyokan ayahnya tersulut emosi dan lantas mendatangi ke lokasi EJS bekerja.

BACA JUGA :  2 Bulan, Sejumlah Kasus Narkoba Berhasil Digulung Polres Trenggalek

 

Parahnya, saat EJS dikeroyok oleh sekitar 30 orang laki-laki yang diduga juga pelaku pengeroyokan ayahnya dulu, ia sempat dihina habis-habisan oleh puluhan warga tersebut.

 

Bahkan kerudung yang dikenakan sampai ditarik-tarik hingga ada yang meludahi mukanya sebanyak 3 kali.

 

“Bapak saya dihina habis-habisan, jilbab saya ditarik, muka saya diludahi 3 kali oleh orang-orang itu,” jelasnya sambil berkaca-kaca.

 

Atas kasus tersebut EJS merasa sangat trauma dan takut untuk berangkat bekerja kembali. Ia khawatir jika puluhan warga Dukuh Lumpur kembali melakukan pelecehan kepadanya.

Redaksi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini