REMBANG – Mondes.co.id | Di Pendopo Raden Ajeng (RA) Kartini terdapat sebuah patung yang berwujud delman atau kereta kuda. Kereta kuda yang terpampang di situ merupakan penggambaran dari kendaraan RA Kartini saat berjuang.
Walaupun benda tersebut hanyalah sebuah replika, akan tetapi menjadi bentuk penghormatam sosok heroiknya RA Kartini. Kendati demikian, di balik pembuatan replika kereta kuda tersebut, ternyata menyimpan misteri yang membuat bulu kuduk merinding.
Berdasarkan penuturan pemahat patung replika kereta kuda tersebut, yakni Sholehayam, kejadian mistis pernah ia alami usai menyelesaikan replika kereta kuda RA Kartini. Pria asal Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang itu pun mengisahkan riwayat dari kereta tersebut.
Menurut penuturannya berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, kereta kuda yang dibuat ini merupakan replika kereta kuda asli yang digunakan RA Kartini saat berjuang melawan penindasan di era kolonial Belanda. Di kala masa penjajahan di Bumi Pertiwi berlangsung, diketahui kereta kuda itu menghilang.
Berangkat dari situ, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang di era kepemimpinan Mochammad Salim memerintahkan untuk membuat patung replika sesuai penggambaran aslinya pada 2006.
“Ketika itu sekitar tahun 2006, dibuatkan replika. Kejadian mengejutkan terjadi satu atau dua tahun setelah pembuatan replika selesai,” ujarnya, kemarin.
Ketika ia mencoba menarik kereta kuda rancangannya untuk persiapan acara kirab, kuda pun tak mau mendekat ke kereta tersebut. Tampak dua ekor kuda agresif ketakutan kala mendekati kereta yang akan ditarik.
Untuk membuat kedua kuda mau mendekat ke kereta, Sholehayam meminta para pemilik kuda untuk melatih hewan-hewan mereka. Usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil dan kuda-kuda tersebut dapat dilatih sekitar lima sampai enam hari sebelum kirab.
Sebelum hari uji coba, Sholehayam ditunjuk untuk memimpin doa demi keselamatan kereta selama acara berlangsung.
Pada malamnya, ketika ia pergi ke tempat penyimpanan, Sholehayam memeriksa seluruh bagian kereta, termasuk kotak yang berada di bawah kursi pengemudi kuda atau kusir. Ia terkejut saat menemukan sebuah pusaka di dalam kotak tersebut.
Sholehayam kemudian mengonfirmasikan penemuan tersebut kepada pihak Pemkab, namun tidak ada yang mengakui telah menaruh pusaka tersebut.
“Kejadiannya membuat saya bertanya-tanya sebagai pembuatnya. Namun, saya tetap berharap kereta ini bisa memberikan manfaat bagi banyak orang,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar