JEPARA – Mondes.co.id | Berkat ide kreatifnya memanfaatkan limbah kayu dari industri furnitur di Jepara, menjadi wood pellet sebagai bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan, menghantarkan M. Dwi Rivaldo hingga ke Jepang. Bagaimana ceritanya?
M. Dwi Rivaldo, pemuda kelahiran Dusun Nyamplungan, Desa Karimunjawa, Kabupaten Jepara tak pernah membayangkan kalimat spontan yang ia ucapkan empat tahun silam akan menjadi kenyataan.
“Saya akan ke Jepang” celetuknya pada 2021. Waktu itu hanya sebuah gumaman, doa tanpa rencana.
Namun siapa sangka, pada Juli 2025, ia benar-benar berangkat ke Negeri Sakura mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi “Japan Design Idea and Invention Expo 2025”.
Ia berhasil meraih medali perunggu dalam kategori energi terbarukan di ajang tersebut dengan mengangkat penelitian tentang “Green Eco Energy: Utilizing Furniture Wood Waste as An Environmentally Friendly Renewable Fuel”.
Rivaldo adalah mahasiswa semester akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara.
Ia adalah putra pasangan Muh Kayat, seorang nelayan di Karimunjawa yang hanya lulusan SD.
Sedangkan ibunya adalah Nur Aminin yang sehari-hari mengurus rumah tangga.
Lahir dan besar di pulau kecil yang jauh dari hingar bingar kota, Rivaldo tumbuh dengan semangat belajar yang ditanamkan orang tuanya.
“Meskipun bapak saya seorang nelayan yang lulusan SD, dukungannya untuk pendidikan luar biasa, dari kecil saya diajari untuk tidak menyerah. Ia selalu menanamkan prinsip ‘kalau gagal sekali dua kali coba lagi, yang ketiga pasti berhasil’,” tuturnya saat diwawancarai, Senin (7/7/2025).
Rivaldo bertandang ke Jepang awal Juli lalu dengan menyebut sebagai tim RMP. Sosrokartono.
Ia berhasil menunjukkan gagasan baru tentang pemanfaatan limbah kayu dari industri furnitur di Jepara menjadi wood pellet sebagai bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan.
Hebatnya, ia berangkat dan berkompetisi seorang diri. Dari 366 tim yang datang dari 25 negara, Rivaldo adalah satu-satunya peserta dari Indonesia.
Ia juga menceritakan persiapan menuju Jepang bukan perkara mudah.
Selama kurang lebih tiga pekan, pagi hari ia berkeliling untuk paparan ke lembaga, organisasi, dan perusahaan untuk mencari dana.
Malam harinya, ia gunakan untuk belajar presentasi hingga dini hari.
Ia mengaku mendapat apresiasi dari juri, karena menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia yang tampil secara individu dengan penuh semangat.
Apresiasi itu pun menambah semangatnya untuk terus melangkah lebih jauh.
Terdekat, ia mengatakan akan menyelesaikan studi sarjananya, lalu mencari beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pascasarjana.
Saat bertandang ke Jepang, Rivaldo mengungkapkan tidak hanya memperkenalkan idenya, tapi juga identitas budayanya.
Ia mengenakan kemeja khas tenun Troso, wastra asli Jepara sebagai bentuk promosi kekayaan daerahnya.
“Mimpi itu gratis, tapi mewujudkannya perlu usaha dan pengorbanan. Jangan takut bermimpi tinggi, asal siap menjalaninya,” pesan Rivaldo untuk anak-anak muda lainnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar