REMBANG – Mondes.co.id | Tengah viral sebuah pernyataan yang diduga dilontarkan seorang oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang.
Oknum dewan tersebut menyebut wartawan sebagai provokator yang telah menimbulkan polemik.
Menanggapi hal itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Rembang, Musyafa Musa, membenarkan adanya ucapan tersebut dan menilai tuduhan itu keliru, serta berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
Saat dikonfirmasi oleh Mondes.co.id via WhatsApp pada Selasa (2/9/2025) malam, Musa menyatakan bahwa ucapan tersebut disampaikan dalam konteks candaan.
“Ada yang menyampaikan begitu, tapi di sisi lain maksudnya bercanda,” ujar Musa.
Meski disampaikan sebagai candaan, Musa menyayangkan kata-kata tersebut terlontar dari seorang pejabat publik.
“Ya, tetap disayangkan, tapi harus sabar dan menanggapi secara terukur,” tambahnya.
Disebutkannya, apabila ada pihak yang merasa dirugikan dengan suatu pemberitaan, seharusnya mereka menempuh mekanisme hak jawab, bukan melontarkan tuduhan atau intimidasi.
Ia pun mengimbau pihak yang bersangkutan menghubungi wartawan yang menulis untuk mengajukan hak jawab.
Perlu diingat bahwa pers memiliki empat fungsi utama, yaitu sebagai sumber informasi, kontrol sosial, hiburan, dan pendidikan.
Dikutip dari sejumlah sumber, Ketua DPRD Rembang, Abdul Ro’uf, menyampaikan penyesalannya atas insiden tersebut.
Ia berjanji akan menindaklanjuti perbuatan anggotanya sesuai mekanisme yang berlaku di Badan Kehormatan (BK) DPRD Rembang.
”Jika itu memang valid terjadi, saya selaku Ketua DPRD mohon maaf dan sangat menyesalkan serta menyayangkan kejadian tersebut. Saya akan tindak lanjuti dengan memberikan pembinaan, peringatan, nanti ada prosedurnya lewat Badan Kehormatan (BK),” ungkap Ro’uf.
Senada dengan Ro’uf, Ketua DPC Partai Gerindra Rembang, M. Asrori, juga mengingatkan para wakil rakyat untuk lebih berhati-hati dalam ucapan dan tindakan.
“Kami ingin menekankan kembali komitmen untuk mengingatkan rekan anggota DPRD agar menjaga lisan, sopan santun, serta menerapkan prinsip empan papan,” ujar Asrori.
Menurut Asrori, prinsip empan papan mengajarkan seseorang untuk menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi, sehingga interaksi dapat berjalan harmonis.
Ia menilai hal ini sangat penting, mengingat perkataan dan perbuatan wakil rakyat memiliki dampak besar bagi masyarakat.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar