Tatapan Kosong Korban Selamat Gempa Cianjur dari Kacamata Relawan

waktu baca 2 menit
Senin, 28 Nov 2022 06:55 0 1147 mondes

PATI – Mondes.co.id | Dwi Saifurrohman, relawan kemanusiaan dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, setelah mendengar kabar adanya gempa bumi yang mengguncang Cianjur, Senin 21 November 2022. Tanpa berpikir panjang segera mengendarai sepeda motor bututnya menuju Jawa Barat.

Dwi menuturkan, setelah dua hari lamanya menempuh perjalanan yang melelahkan dengan sepeda motor CB, akhirnya sampailah ia di Cianjur dan segera menuju ke posko relawan untuk turut membantu para korban terdampak bencana.

Betapa teririsnya hati Dwi Saifurrohman ketika melihat Fajar salah satu korban di sana yang kehilangan sebanyak empat anggota keluarga, harta benda, serta rumah yang penuh kenangan.

“Saya datang ke pos dari Pati setelah dua hari menaiki motor sampailah di Cianjur, saya langsung menuju ke lokasi posko kita yang ada di Cianjur. Setelah saya sampai posko, ada seorang teman yang namanya Fajar, dia rumahnya habis dan keluarganya meninggal dunia empat orang termasuk ibunya,” ujarnya, Senin 29 November 2022.

Dwi yang lebih akrab dipanggil Kombor itu akhirnya tak sanggup menahan bulir air mata yang jatuh, ketika Fajar datang ke posko untuk meminta bantuan gas.

Waktu itu Fajar mengatakan, “Geus kahujanan hayang balik ka Imah eh imahna leungit. (Habis kehujanan ingin balik ke rumah, eh rumahnya udah gak ada).”

“Cerita ini mungkin agak menyedihkan, karena mereka berencana bulan depan akan melaksanakan umroh bersama, ” jelasnya.

Kombor bertutur, jika sebenarnya di lapangan untuk bantuan makanan cukup berlimpah. Namun yang tak mampu ia pikirkan, adalah bagaimana untuk mengembalikan bangunan rumah para korban terdampak, lebih-lebih mengembalikan kenangan.

BACA JUGA :  Tradisi Nyumpet Beras, Perpaduan Budaya dan Spiritualitas yang Mendalam

Menurutnya, trauma hiling juga layak untuk diberikan kepada seluruh korban selamat dalam tragedi kemanusiaan tersebut. Agar lebih tegar dan tegap menghadapi kehidupan di masa mendatang.

“Ini bukan masalah yang mudah buat kita. Si Fajar ini, jiwa dan mentalnya agak susah, pikirannya kosong, tatapannya kosong,” Kombor mengisahkan. (Dy/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini